Presiden Amerika Donald Trump menyambut rombongan besar para pejabat Irak yang dipimpin oleh Perdana Menteri Haider al-Abadi yang datang ke Gedung Putih hari Senin untuk mengkoordinasikan usaha mengalahkan ISIS di Irak Utara.
Ketika pertemuan dibuka, presiden Trump memuji usaha pemerintah Irak dalam menumpas kelompok ekstremis itu dan mengatakan kepada perdana menteri al-Abadi ia berharap bisa membahas “kekosongan” yang ditinggalkan oleh para pemberontak ISIS dari banyak kawasan yang direbutnya tahun 2014.
Trump juga menyayangkan penarikan pasukan Amerika tahun 2011 dari Irak, keputusan yang diambil tahun 2008 ketika pemerintahan presiden Obama dan pemerintah Irak tidak bisa mencapai kata sepakat tentang pemberian hak imunitas bagi tentara Amerika dan para kontraktor Amerika yang bertugas di Irak.
“Seharusnya kita jangan meninggalkan Irak,” kata Trump, kendati sebelum ini ia juga mengatakan “Amerika seharusnya jangan melancarkan serangan atas Irak.”
Presiden Trump juga mengangkat isu program nuklir Iran dan mempertanyakan mengapa pendahulunya, presiden Obama mau menandatangani perjanjian nuklir dengan Iran dan mencabut embargo barat yang telah berlangsung lama atas negara Islam itu.
Pertemuan al-Abadi dengan Trump itu terjadi satu hari sebelum dimulainya konperensi Koalisi Global yang dihadiri wakil-wakil 68 negara hari Rabu di Washington. Ini adalah pertemuan pertama Koalisi itu sejak tahun 2014. [ii]