Presiden AS Donald Trump membantah bahwa ia telah memerintahkan penasihat Gedung Putih Donald McGahn memecat penyidik khusus Robert Mueller untuk menghentikan penyelidikan tentang hubungan tim kampanye Trump dengan Rusia dalam pemilihan presiden tahun 2016.
“Media pembohong melaporkan dengan salah bahwa saya minta pada Don McGahn untuk memecat Robert Mueller, walaupun saya sendiri punya hak yang sah untuk melakukan hal itu,” kata Trump hari Kamis (25/4) lewat Twitter. Ia juga menambahkan, "Kalau saya ingin memecat Mueller, saya tidak perlu minta McGahn, karena saya sendiri bisa melakukan hal itu."
Dalam laporan sepanjang 448 halaman yang dirilis minggu lalu, penyidik khusus Robert Mueller mengatakan bahwa Trump menelpon McGahn dua kali di rumahnya bulan Juni tahun 2017 dan “memerintahkannya supaya memberhentikan penyidik khusus itu.” Tapi, kata Mueller, McGahn yang menjadi pengacara Trump selama 21 bulan sebelum berhenti bulan Oktober lalu, “cemas” atas permintaan Trump itu dan “tidak bermaksud untuk memenuhinya.”
Kecaman langsung Trump atas laporan Mueller itu adalah bagian dari kemarahannya pada penyidik khusus itu karena penggambarannya tentang kepresidenan Trump. Trump sebelumnya mengklaim bahwa laporan Mueller itu telah membebaskannya dari tuduhan melakukan kejahatan apapun.
Kelompok Demokrat yang beroposisi dalam Kongres telah melancarkan sejumlah penyelidikan atas tindakan Trump sebagai presiden, kampanye kepresidenannya dan laporan resmi tentang pajak-pajak pribadi dan bisnisnya, yang sebagian diambil dari temuan penyelidikan Mueller selama 22 bulan.
Tapi Trump bertekad untuk menghalangi semua usaha penyelidikan dengan mengatakan, “Kami akan melawan semua permintaan resmi untuk menyerahkan dokumen atau minta supaya McGahn memberikan kesaksian di DPR” tentang hubungannya dengan Trump."
Penyidik Khusus Mueller menyimpulkan bahwa Trump atau tim kampanyenya tidak berkomplot dengan Rusia untuk mengalahkan Hillary Clinton, saingan Trump dalam pemilihan presiden. Tapi Mueller menyebut ada 11 usaha menghalangi penyelidikan yang dilakukan Trump, kendati ia tidak menyimpulkan bahwa Trump telah melanggar hukum.
Karena Mueller tidak mengambil keputusan tentang tuduhan “menghalangi penyelidikan” itu, maka Jaksa Agung William Barr memutuskan bahwa tuduhan seperti itu tidak ada dasar hukumnya.
Kata laporan Mueller itu, “Usaha Presiden untuk mempengaruhi penyelidikan kebanyakan tidak berhasil, karena orang-orang di sekitar Presiden tidak mau menjalankan perintah atau permintaannya.” (ii)