Presiden Amerika Donald Trump hari Jumat (8/11) mengatakan tidak khawatir dengan penyelidikan pemakzulan oleh DPR yang dipimpin faksi Demokrat. Penyelidikan pemakzulan itu dimulai setelah muncul tuduhan seorang pelapor atau whistleblower bahwa Trump dan beberapa pejabat senior pemerintah telah menekan Ukraina untuk menyelidiki saingan politiknya guna menguntungkan tim kampanyenya.
“Saya tidak peduli dengan apapun,” ujar Trump kepada wartawan di luar Gedung Putih. “Kesaksiannya baik-baik saja.”
Pernyataan Trump itu hanya berselang beberapa jam setelah faksi Demokrat di DPR merilis transkrip baru dua pejabat keamanan nasional yang memberi kesaksian tertutup bulan lalu tentang presiden.
Transkrip itu memberi rincian baru yang lebih luas dibanding yang sudah terungkap sebelumnya.
Letkol Alexander Vindmand, seorang pakar Ukraina di Dewan Keamanan Nasional Amerika yang telah mendengar pembicaraan telpon Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy – yang menjadi fokus penyelidikan pemakzulan ini – mengatakan “tidak ada keraguan” bahwa Trump ingin Ukraina menyelidiki saingan-saingan politik Trump, demikian menurut transkrip kesaksian itu.
Tim penyelidik DPR juga merilis transkrip kesaksian pejabat Dewan Keamanan Nasional Amerika Fiona Hill, yang juga menyuarakan keprihatinan tentang upaya presiden untuk menekan Ukraina supaya menyelidiki beberapa tokoh Partai Demokrat.
Hill menggambarkan bagaimana Penasehat Keamanan Nasional ketika itu, John Bolton, marah dengan manuver politik pemerintahan Trump dan upayanya menjaga jarak dengan manuver-manuver tersebut.
Pejabat Sementara Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney hari Jumat (8/11) tidak datang memenuhi panggilan DPR untuk memberi kesaksian.
Faksi Demokrat telah memanggil Mulvaney Kamis lalu (7/11) meskipun Gedung Putih telah mengisyaratkan bahwa ia tidak akan datang. Mulvaney adalah pejabat terbaru pemerintahan Trump yang telah diperintahkan Gedung Putih untuk tidak mematuhi penyelidikan DPR itu. (em/pp)