Presiden Amerika Donald Trump menyerang penyelidik khusus Robert Mueller, menuduhnya bias politik dalam penyelidikan mengenai kaitan tim kampanye pemilu Trump dengan Rusia, dan apakah presiden menghalangi proses peradilan untuk menggagalkan penyelidikan itu.
Trump tidak mengetahui bahwa Mueller sempat terdaftar sebagai pemilih Partai Republik. Mueller secara umum dipandang di Washington sebagai penyelidik yang a-politis, dan penyelidikannya atas kampanye Trump didukung oleh anggota kunci fraksi Demokrat dan Republik yang menyuarakan dukungan mereka, Minggu (18/3), mengenai cara Mueller menangani penyelidikan itu.
Minggu malam, Pengacara Gedung Putih Ty Cobb merilis pernyataan yang mengatakan "Sebagai tanggapan atas spekulasi media dan pertanyaan terkait yang diajukan kepada pemerintah, Gedung Putih sekali lagi menegaskan, presiden tidak mempertimbangkan atau membahas pemecatan Penyelidik Khusus, Robert Mueller."
Trump juga menyerang dua mantan pejabat FBI, Direktur James Comey, yang dipecat Trump Mei lalu, dan Wakil Direktur Andrew McCabe, yang dipecat Jaksa Agung Jeff Sessions atas desakan Trump pada Jumat (16/3) lalu, hanya 26 jam sebelum McCabe dijadwalkan pensiun dan menerima tunjangan penuh pensiun. Trump menilai kumpulan catatan pribadi Comey dan McCabe tentang percakapan mereka dengannya adalah rekayasa.
Pada Minggu, Senator Lindsey Graham, pendukung utama Trump, mengatakan kepada stasiun televisi CNN bahwa Mueller "harus bisa melakukan tugas tanpa gangguan." Menurut Graham, jika Trump berusaha memecat Mueller, maka itu akan menjadi "awal dari akhir masa kepresidenannya." [ka/al]