Presiden Amerika Donald Trump hari Senin (18/9) mengatakan yakin "ada peluang" untuk mencapai kesepakatan perdamaian antara Israel dan Palestina, namun mengisyaratkan ketidakpastian baru mengenai pandangan Amerika terhadap kesepakatan internasional yang membatasi program nuklir Iran.
"Kebanyakan orang akan mengatakan tidak ada peluang bagi kesepakatan perdamaian Israel-Palestina," kata Trump setelah mengadakan pembicaraan langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di sela-sela pertemuan Majelis Umum tahunan PBB.
Namun, Trump berjanji untuk mengupayakan perdamaian Israel-Palestina.
"Saya benar-benar berpendapat ada peluang," katanya. "Saya kira Israel dan orang-orang Palestina menginginkannya. Saya bisa katakan pemerintahan Trump menginginkannya".
Tapi Trump tidak mau menjawab pertanyaan mengenai rencananya terkait kesepakatan tahun 2015 antara Amerika dan lima kekuatan dunia lainnya untuk mengekang pengembangan senjata nuklir Iran sebagai imbalan pencabutan sanksi ekonomi terhadap Teheran, sebuah pakta yang gagal dihalangi Netanyahu.
"Kita akan mengetahuinya dalam waktu dekat," kata Trump.
Meskipun mengecam agresi militer Iran di Timur Tengah, pemerintahan Trump telah dua kali mengakui bahwa Iran mematuhi perjanjian yang disepakatinya dengan Amerika. Rusia, China, Perancis, Jerman, Inggris dan Uni Eropa itu.
Trump menghadapi tenggat sertifikasi baru kesepakatan itu bulan depan. Netanyahu berharap untuk mediskusikan dengan Trump upaya memajukan upaya perdamaian yang terhenti antara negaranya dan Palestina. Tapi dia menyampaikan keprihatinan mendalam mengenai Iran.
"Saya ingin segera berdiskusi dengan Presiden Trump tentang cara mengatasi bersama apa yang disebutnya secara tepat “kesepakatan nuklir yang sangat buruk” dengan Iran dan cara menghentikan agresi Iran yang makin besar di kawasan, khususnya di Suriah," kata perdana menteri Israel tersebut. [my/ds]