Tujuh aktivis pro-demokrasi terkemuka Hong Kong dinyatakan bersalah pada Kamis (1/4) karena mengorganisir dan berpartisipasi dalam pertemuan yang melanggar hukum selama demonstrasi antipemerintah 2019.
Para aktivis tersebut termasuk taipan media Jimmy Lai, pendiri surat kabar prodemokrasi Apple Day, dan pengacara Martin Lee yang berusia 82 tahun, salah seorang pendiri Partai Demokrat yang beroposisi. Yang juga dihukum pada hari Kamis adalah pengacara Albert Ho, pengacara Margaret Ng, aktivis hak-hak buruh Lee Cheuk-yan dan mantan anggota parlemen Cyd Ho dan Leung Kwok-hung.
Dua terdakwa lainnya telah mengaku bersalah. Ketujuh orang tersebut menghadapi hukuman lima tahun penjara.
Seorang terdakwa lainnya adalah aktivis hak-hak pekerja Lee Cheuk-yan, yang berbicara kepada reporter di luar pengadilan sebelum sidang hari Kamis itu.
“Akan ada banyak penganiayaan politik di Hong Kong, dan ini bukanlah hal baru. Satu-satunya harapan yang saya miliki hari ini adalah bahwa kita akan mendapat kabar gembira ketika ada begitu banyak berita buruk, tetapi berita yang menggembirakan di Hong Kong sekarang tidak tidak begitu banyak karena karena penindasan politik," katanya.
Ketujuh orang itu ditangkap tahun lalu karena ikut serta dalam protes pada 18 Agustus 2019, yang menarik lebih dari 1 juta orang, salah satu yang terbesar yang melanda Hong Kong tahun itu yang melibatkan bentrokan disertai kekerasan antara pengunjuk rasa dan polisi.
Protes itu dipicu oleh RUU ekstradisi kontroversial yang berkembang menjadi permintaan yang lebih besar untuk kebebasan yang lebih besar di pusat keuangan itu, yang diberi kebebasan yang tidak biasa ketika Inggris menyerahkannya pada tahun 1997.
Demonstrasi itu memicu Beijing untuk memberlakukan serangkaian langkah yang ditujukan pada pemberangusan gerakan prodemokrasi di Hong Kong.
Badan Legislatif Nasional China telah menyetujui seperangkat perubahan terhadap proses pemilihan minggu ini guna memastikan kandidat yang proBeijing bisa menduduki parlemen Hong Kong. [lt/ab], [jm/ka]