Sel batang adalah struktur primitif dalam tubuh manusia yang berubah menjadi jaringan khusus yang sehat, mulai dari sel darah dan sel tulang sampai sel jantung dan sel hati. Sekarang ada bukti bahwa sel batang juga dapat berkembang menjadi sel kanker dan tumbuh menjadi tumor yang mengancam jiwa.
Teori konvensional menyatakan pembentukan kanker dimulai dengan pembelahan sel tunggal yang bermutasi. Penelitian baru itu menantang teori inidengan bukti bahwa sel kanker yang bermutasi mungkin berkembang langsung dari sel batang.
Luis Parada adalah Kepala Bagian Biologi Perkembangan di Souhwestern Medical Center, Universitas Texas, Dallas.
Parada dan sejawatnya mempelajari sejenis kanker otak manusia yang agresif dan mematikan yang disebut glioblastoma multiforme pada tikus yang dibiakkan dengan rekayasa genetik. Kanker ini biasanya berakibat fatal dalam waktu satu tahun setelah didiagnosis.
Peneliti menggunakan kemoterapi untuk menghambat pertumbuhan tumor tikus itu. Tetapi, ketika obat dihentikan, kanker itu kembali. Kata Parada, analisis molekuler menunjukkan tumor muncul kembali karena sekelompok kecil sel batang dalam jaringan otak mulai membelah diri, memroduksi sel tumor baru.
Tetapi, ketika diberi kemoterapi dan obat yang memusnakan sel batang dalam jaringan otak, tikus-tikus yang menderita glioblastoma itu sembuh.
Parada mengatakan, temuan itu dapat mengubah cara pengobatan kanker secara radikal.
"Maka tidak perlu lagi mengevaluasi besar tumor untuk mengatakan terapi bekerja atau tidak. Yang akan penting diketahui adalah bagaimana terapi itu memengaruhi sel batang kanker dalam tumor itu," papar Parada.
Dua penelitian independen lain yang dipublikasikan minggu lalu memberikan bukti tambahan bahwa sel batang mungkin menjadi titik awal tumor kanker. Tim peneliti dari Université Libre de Bruxelles di Brusells, Belgia dan Wellcome Trust Cancer Research Institute di Inggeris melihat peran sel batang dalam perkembangan sejenis kanker kulit yang disebut karsinoma sel skuamosa.
Kelompok peneliti lain di Pusat Medis Universitas Utrecht di Belanda merekayasa warna tumor usus yang disebut adenoma, sehingga mereka bisa melacak perkembangan sel batang sampai menjadi tumor stadium awal. Peneliti memberi sel batang warna merah dan mengamatinya memproduksi protein yang merangsang pertumbuhan sel pra-kanker yang berwarna biru.
Peneliti Hugo Snippet, yang menciptakan model adenoma itu, mengatakan, akan ada banyak mutasi genetik dalam sel yang tidak menyebabkan kanker. Katanya, hanya ketika sel-sel- batang bermutasi, maka kanker berkembang.
"Sangat penting menyingkirkan sel-sel kanker batang karena masih kecil, dan jumlahnya rendah. Tetapi, sel-sel itu mampu tumbuh dan memacu pertumbuhan tumor dengan sangat cepat," ujar Snippet.
Luis Parada yakin, sel batang dapat bermutasi secara acak sejalan dengan usia. Ia mengatakan, laboratoriumnya sedang mempelajari kemungkinan untuk menyembuhkan kanker yang berfokus pada pemusnaan sel-sel batang bermutasi segera setelah dideteksi.
"Kami sangat optimistis melakukannya, kami hampir menemukan target yang layak bagi sel-sel itu," papar Parada lagi.
Kata Parada, peneliti sedang memetakan lokasi kumpulan sel batang pada semua jaringan organ manusia di mana kanker diketahui bisa berkembang.
Serangkaian artikel tentang peran sel batang yang bermutasi dalam perkembangan kanker ini dimuat dalam jurnal Nature and Science
Teori konvensional menyatakan pembentukan kanker dimulai dengan pembelahan sel tunggal yang bermutasi. Penelitian baru itu menantang teori inidengan bukti bahwa sel kanker yang bermutasi mungkin berkembang langsung dari sel batang.
Luis Parada adalah Kepala Bagian Biologi Perkembangan di Souhwestern Medical Center, Universitas Texas, Dallas.
Parada dan sejawatnya mempelajari sejenis kanker otak manusia yang agresif dan mematikan yang disebut glioblastoma multiforme pada tikus yang dibiakkan dengan rekayasa genetik. Kanker ini biasanya berakibat fatal dalam waktu satu tahun setelah didiagnosis.
Peneliti menggunakan kemoterapi untuk menghambat pertumbuhan tumor tikus itu. Tetapi, ketika obat dihentikan, kanker itu kembali. Kata Parada, analisis molekuler menunjukkan tumor muncul kembali karena sekelompok kecil sel batang dalam jaringan otak mulai membelah diri, memroduksi sel tumor baru.
Tetapi, ketika diberi kemoterapi dan obat yang memusnakan sel batang dalam jaringan otak, tikus-tikus yang menderita glioblastoma itu sembuh.
Parada mengatakan, temuan itu dapat mengubah cara pengobatan kanker secara radikal.
"Maka tidak perlu lagi mengevaluasi besar tumor untuk mengatakan terapi bekerja atau tidak. Yang akan penting diketahui adalah bagaimana terapi itu memengaruhi sel batang kanker dalam tumor itu," papar Parada.
Dua penelitian independen lain yang dipublikasikan minggu lalu memberikan bukti tambahan bahwa sel batang mungkin menjadi titik awal tumor kanker. Tim peneliti dari Université Libre de Bruxelles di Brusells, Belgia dan Wellcome Trust Cancer Research Institute di Inggeris melihat peran sel batang dalam perkembangan sejenis kanker kulit yang disebut karsinoma sel skuamosa.
Kelompok peneliti lain di Pusat Medis Universitas Utrecht di Belanda merekayasa warna tumor usus yang disebut adenoma, sehingga mereka bisa melacak perkembangan sel batang sampai menjadi tumor stadium awal. Peneliti memberi sel batang warna merah dan mengamatinya memproduksi protein yang merangsang pertumbuhan sel pra-kanker yang berwarna biru.
Peneliti Hugo Snippet, yang menciptakan model adenoma itu, mengatakan, akan ada banyak mutasi genetik dalam sel yang tidak menyebabkan kanker. Katanya, hanya ketika sel-sel- batang bermutasi, maka kanker berkembang.
"Sangat penting menyingkirkan sel-sel kanker batang karena masih kecil, dan jumlahnya rendah. Tetapi, sel-sel itu mampu tumbuh dan memacu pertumbuhan tumor dengan sangat cepat," ujar Snippet.
Luis Parada yakin, sel batang dapat bermutasi secara acak sejalan dengan usia. Ia mengatakan, laboratoriumnya sedang mempelajari kemungkinan untuk menyembuhkan kanker yang berfokus pada pemusnaan sel-sel batang bermutasi segera setelah dideteksi.
"Kami sangat optimistis melakukannya, kami hampir menemukan target yang layak bagi sel-sel itu," papar Parada lagi.
Kata Parada, peneliti sedang memetakan lokasi kumpulan sel batang pada semua jaringan organ manusia di mana kanker diketahui bisa berkembang.
Serangkaian artikel tentang peran sel batang yang bermutasi dalam perkembangan kanker ini dimuat dalam jurnal Nature and Science