Pihak berwenang Tunisia menangkap hampir 200 orang setelah demonstrasi anti-pemerintah selama beberapa hari, sementara negara itu berusaha keras melakukan stabilisasi setelah tergulingnya Presiden Zine el-Abidine Ben Ali.
Kantor berita resmi Tunisia TAP mengutip Kementerian Dalam Negeri mengatakan penangkapan dilakukan hari Senin dan Selasa atas pelanggaran, antara lain, pencurian, pelanggaran jam malam, dan melempari pasukan keamanan dengan batu.
Demonstrasi protes pecah Kamis lalu setelah mantan Menteri Dalam Negeri Farhat Rajhi memperingatkan bahwa para pengikut Ben Ali mungkin sedang merencanakan kudeta kalau kelompok Islamis utama Tunisia memenangkan pemilu negara itu bulan Juli.
Para pemrotes turun ke jalan-jalan ibukota Tunisia, Tunis, menuntut pembubaran pemerintah-sementara negara itu dan meneriakkan mereka menghendaki “revolusi baru.”
Demonstran mengatakan mereka yakin para anggota pemerintahan Ben Ali mencampuri urusan negara itu.
Polisi Tunisia menembakkan gas air mata dan bentrok dengan demonstran.
