Presiden Tunisia Zine El ABidine Ben Ali telah meninggalkan negara itu, di tengah kerusuhan terburuk dalam beberapa dekade disana. Perdana Menteri Tunisia Mohammed Ghannouchi mengatakan ia telah mengambil alih wewenang sebagai presiden interim.
Presiden Ben Ali dilaporkan telah terbang meninggalkan negara itu hari Jumat sore waktu setempat. Militer telah menduduki bandara dan menutup wilayah udara Tunisia beberapa saat sebelumnya.
Kondisi darurat sebelumnya diumumkan pada Jumat pagi, dengan melarang rapat umum dan pasukan keamanan diberi kekuasaan untuk menembak para pembangkang.
Puluhan orang tewas dalam aksi protes soal pengangguran dan tingginya harga pangan yang berakhir dengan kerusuhan. Banyak pengunjukrasa yang menuntut Presiden Ben Ali mundur. Angka kematian pasti akibat bentrokan itu belum diketahui. Presiden Ben Ali telah membubarkan pemerintahannya dan menghimbau pemilu lebih awal.
Polisi menembakkan gas air mata ke arah para demonstran di ibukota Tunisia, dan para wartawan melihat petugas-petugas polisi memukuli dan mengejar para demonstran.
Para saksi mata juga mengatakan beberapa tembakan hari Jumat terdengar dekat Kementerian Dalam Negeri. Para pejabat rumah sakit mengatakan 13 orang tewas Kamis malam, hari yang sama ketika Presiden Ben Ali mengumumkan berbagai kelonggaran dalam upaya menghentikan unjukrasa yang mematikan itu.