Yunani dikenal di seluruh dunia karena situs-situs bersejarah, lautnya yang berkilau, dan restoran-restoran yang cantik dan teduh. Namun gambaran itu sekarang dibayang-bayangi polisi anti-huru-hara, bank-bank yang tutup dan antrean di ATM.
Ini realitas yang dihadapi sektor pariwisata Yunani tahun ini, di saat musim liburan di tujuan wisata populer itu terancam krisis keuangan yang parah.
Sampai sekarang, kafe-kafe dan restoran luar ruangan yang cantik dekat Akropolis masih disesaki turis, namun mengingat publisitas buruk dalam seminggu terakhir, banyak pemilik bisnis yang mengatakan mereka mulai menerima pembatalan dan penurunan jumlah reservasi.
“Pemesanan kami turun 20 sampai 30 persen,” ujar Edward Fisher, yang memiliki dan mengoperasikan tempat menginap Athens Backpackers dan Athens Studios, dengan lokasi prima dekat Akropolis yang menyasar anak-anak muda berkantong terbatas.
Ia menyalahkan media global atas perlambatan bisnis, dan mengatakan bahwa ia yakin itu hanyalah “gangguan sementara” karena daya tarik Yunani yang tak lekang waktu.
“Ada sesuatu yang mistis tentang Yunani,” ujar warga Australia yang memulai usahanya 12 tahun yang lalu. “Tempat ini menggelitik rasa yang berbeda. Jadi kami tidak panik. Tapi saya ingin menghindari krisis kemanusiaan di sini.”
Pariwisata dan dana asing yang didatangkannya vital bagi pemulihan Yunani dari lilitan utang. Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia mengatakan kontribusi langsung pariwisata untuk ekonomi Yunani lebih dari US$32 miliar tahun 2014, atau lebih dari 17 persen PDB negara itu.
Badan Pariwisata Nasional Yunani sedang mengambil langkan-langkah untuk meyakinkan para turis bahwa kartu kredit dan kartu-kartu bank lainnya akan bekerja secara normal dan bahwa pembatasan yang diterapkan pada warga-warga negara Yunani tidak berlaku untuk para pengunjung.
Lyssandros Tsilidis, presiden asosiasi agen perjalanan dan turis di Yunani, bersikap optimis, dengan mengatakan bahwa angka-angka pariwisata masih stabil di seluruh negeri.
“Ada lebih banyak gosip mengenai pembatalan dibandingkan pembatalan sesungguhnya. Dan reservasi masih berdatangan,” ujarnya. “Para turis tidak mengalami masalah.”
Para pengunjung Akropolis dan sekitarnya sepakat, mengatakan bahwa mereka menikmati liburan normal tanpa gangguan.
“Saya melihat beberapa antrean di ATM tapi bukan antrean yang super panjang,” ujar Luciane Souza, pengacara asal Brazil yang baru pertama kali berkunjung ke Yunani. “Saya suka tempat ini. Untuk bersenang-senang, tidak ada masalah.”
John Kopari, turis dari Duluth, Minnesota, menambahkan bahwa krisis tersebut belum mempengaruhi ia dan keluarganya sedikit pun.
Namun bagi mereka yang belum melakukan pemesanan dalam perjalanan ke Yunani, masih ada rasa takut bahwa ATM dan bank-bank akan segera kehabisan uang, kecuali ada suntikan euro dari Bank Sentral Eropa atau sumber darurat lain.
Dan beberapa restoran dan hotel telah memasang papan pengumuman bahwa mereka tidak akan menerima kartu kredit, meski ada jaminan dari pemerintah.
Pemandu wisata Christina Poulogiani mengatakan bahwa Selasa kemarin (7/7) merupakan hari tersibuk tahun ini, tapi ia ragu dengan pemesanan hari-hari mendatang.
“Orang-orang masih menunggu sebelum berkomitmen. Bisnis berjalan baik sekarang, tapi orang-orang khawatir karena kelompok-kelompok tidak berkomitmen,” ujarnya.
Puncak krisis terjadi di saat yang buruk untuk ratusan ribu warga Yunani yang bergantung dari penghasilan pada musim panas untuk bertahan pada musim dingin yang sepi.
Elman Vasileios, manager agen perjalanan Majestic Travel di pusat kota Athena, mengatakan penutupan bank menyulitkannya mengoperasikan bisnis seperti biasa. Lebih parah lagi, maskapai-maskapai penerbangan besar telah mengabarkannya bahwa ia tidak dapat mengeluarkan tiket, bahkan pada pelanggan yang memiliki uang tunai.
“Kita tidak bisa beroperasi seperti dulu karena tidak ada akses cepat atas dana jika orang membayar dengan kartu kredit,” ujarnya. “Sejumlah banyak uang kami juga tertahan di bank dan tidak bisa diambil.”
Kantornya masih menerima kartu kredit, tapi perlu berhari-hari atau berminggu-minggu sampai ia bisa mendapatkan uangnya lewat beragam sistem transfer bank elektronik.
Ia memiliki beberapa masalah bertumpuk: Turis mempersingkat atau membatalkan perjalanan mereka ke Yunani, dan sejumlah besar orang Yunani yang khawatir dengan keuangan mereka (terutama pasokan uang tunai mereka) telah membatalkan liburan musim panas.
“Jumlah orang Yunani yang berlibur musim panas ini nol. Saya baru saja mengalami 40 pembatalan. Mereka tidak punya akses terhadap uang mereka dan mereka tidak tahu kapan bisa mengaksesnya. Musim liburan ini hancur. Kedutaan-kedutaan asing mengingatkan orang mengenai masalah-masalah yang ada jadi orang berpikir dua kali datang ke Yunani,” ujarnya.