Turki mengatakan tidak setuju dengan Amerika untuk mengizinkan pasukan Amerika menggunakan pangkalan di negara itu untuk melancarkan operasi terhadap militan Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS.
Sebelumnya, para pejabat Amerika Senin pagi mengatakan bahwa kesepakatan telah dicapai untuk menggunakan pangkalan di Incirlik, sekitar 100 kilometer dari perbatasan Turki dengan Suriah barat laut untuk melancarkan serangan udara. Ankara mengatakan tidak ada kesepakatan yang telah dicapai, tetapi negosiasi masih berlangsung.
Para pejabat pertahanan Amerika juga mengatakan Turki telah setuju untuk menjadi tuan rumah dan melakukan pelatihan bagi para pejuang oposisi Suriah dalam perjuangan mereka melawan para pemberontak Negara Islam dan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Sebuah tim Pentagon dijadwalkan melakukan perjalanan ke Turki pekan ini untuk menyelesaikan rencana itu, tetapi itu tidak diketahui bagaimana pernyataan Turki tersebut mungkin mempengaruhi rencana perjalanan itu. Para pejabat Turki pekan lalu menjadi tuan rumah pembicaraan dengan Jenderal (Pernawirawan) Amerika John Allen dan pejabat Departemen Luar Negeri Brett McGurk.
Amerika mulai serangan udara terhadap kelompok Negara Islam di Irak akhir Agustus lalu dan memperluas operasinya bersama beberapa negara sekutunya ke Suriah bulan lalu.
Beberapa ledakan keras terdengar di dekat kota Kobani hari Minggu dan Senin ketika Amerika dan Arab Saudi menyerang posisi-posisi Negara Islam.
Pejuang Kurdi dan militan Negara Islam terlibat dalam pertempuran sengit lagi hari Senin di Kobani, sebuah kota Suriah di dekat perbatasan dengan Turki.
Turki menghadapi tekanan untuk membantu warga Kurdi untuk mempertahankan Kobani. Namun sejauh ini pemerintah Turki menolak bergabung dalam pertempuran, dengan alasan adanya hubungan antara warga Kurdi Suriah dan Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang di Turki.
Di Irak, kantor berita Perancis melaporkan pasukan pemerintah Irak dekat Heet di provinsi Anbar mundur ke pangkalan udara Asad, sehingga kelompok Negara Islam sepenuhnya menguasai Heet, satu lagi keberhasilan gerak maju para jihadis.