Turki hari Minggu (11/10) mulai memakamkan korban dua ledakan bom dalam sebuah demonstrasi damai di Ankara hari Sabtu (10/10). Ribuan pelayat memadati kuburan di sisi bukit di dekat ibukota itu dan di Istanbul untuk menghadiri upacara pemakaman bagi sebagian korban. Di beberapa kota, warga Turki masih terus melangsungkan demonstrasi damai.
Seorang warga Diyarbakir – Atik Tiryaki – mengatakan ia berada disana untuk menunjukkan bahwa bom-bom itu tidak membuatnya takut, bahkan semakin memperkuat suaranya untuk menentang aksi kekerasan, dan untuk memprotes serangan tersebut. Kami berada disini untuk menyerukan perdamaian, untuk hidup setara dan dengan cara yang adil.
Kerumunan massa itu juga meneriakkan slogan-slogan menentang Presiden Recep Tayyip Erdogan. Banyak pihak menyalahkan pemerintah karena gagal mencegah serangan itu dan bahkan menuduh pemerintah telah merekayasa serangan itu untuk menyurutkan niat orang berkumpul dalam jumlah besar.
Angkatan Udara Turki telah menembaki posisi-posisi gerilyawan Kurdi di bagian tenggara Turki dan bagian utara Irak. Tentara juga mengirim konvoi militer ke kawasan Sirnak.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggungjawab atas serangan di Ankara itu. Tetapi banyak pihak – termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin – menduga ISIS mungkin mengatur serangan itu dari Suriah.
“Saya ingin membahas situasi di Suriah dan kawasan, khususnya aksi teroris terbaru di Turki,” kata Putin.
Rusia telah melancarkan serangan udara terhadap sasaran-sasaran Suriah untuk mendukung tentara Presiden Bashar Al Assad. Putin mengatakan dukungan itu hanya untuk menumbangkan ISIS.