Turki dituduh ‘menggunakan air sebagai senjata’ untuk melawan warga Kurdi Suriah di tengah epidemi virus corona. Namun, Turki menolak tuduhan yang disebutnya sebagai ‘kampanye untuk merusak nama baik’.
Human Rights Watch (HRW) yang berkantor di AS memperingatkan, Selasa (31/3), "Kegagalan pemerintah Turki untuk memastikan pasokan air yang memadai ke sejumlah daerah yang dikuasai Kurdi di timur laut Suriah menghilangkan kemampuan beberapa lembaga kemanusiaan dalam mempersiapkan dan melindungi masyarakat yang rentan terhadap pandemi COVID-19."
Yang jadi masalah adalah stasiun pemompaan air utama di Allouk. HRW menyampaikan hingga Maret 2020, stasiun pompa air itu hanya kadang-kadang bekerja dan saat ini telah ditutup kembali.
Pasukan Suriah yang didukung Turki mengoperasikan stasiun pompa air itu yang melayani wilayah yang dikuasai milisi Kurdi Suriah, YPG, yang disebut sebagai teroris oleh Turki.
Pada Oktober lalu, pemberontak Suriah yang didukung pasukan Turki melancarkan serangan terhadap YPG, dan mengambil alih kekuasaan di wilayah yang luas. Turki mengklaim milisi Kurdi disana berafiliasi dengan PKK, yang melancarkan pemberontakan selama satu dekade di Turki untuk mendapatkan hak-hak minoritas yang lebih besar. [mg/ii]