Turki berencana untuk membebaskan 38 ribu tahanan yang masa tahanannya kurang dari dua tahun. Pengumuman itu bagian dari sebuah keputusan yang dibuat Rabu (17/8) untuk menyediakan ruang tahanan bagi ribuan orang yang ditangkap dalam beberapa pekan terakhir atas dugaan terlibat dalam usaha kudeta yang gagal.
Menteri Kehakiman Turki Bekir Bozdag mengumumkan keputusan itu dalam serangkaian pesan Twitter Rabu pagi (17/8). Ia mengatakan bahwa pembebasan itu bukan pengampunan tapi pembebasan bersyarat. Selain mereka yang masa tahanannya kurang dari dua tahun, para tahanan yang telah menjalani lebih dari separuh masa hukumannya juga dinyatakan layak untuk mendapat pembebasan bersyarat.
Meski demikian, keputusan itu tidak berlaku bagi mereka yang dipenjarakan karena pembunuhan, aksi terorisme, kekerasan dalam rumah tangga dan pemerkosaan.
Pada 15 Juli lalu, sedikitnya 270 orang tewas dalam usaha kudeta yang gagal yang berlangsung singkat. Pemerintah menyatakan, kudeta itu didalangi oleh ulama Muslim yang tinggal di AS, Fetullah Gulen, dan dilangsungkan oleh ribuan polisi dan personel militer.
Menyusul usaha kudeta itu, pemerintah menyatakan negara dalam keadaan darurat dan mulai menangkapi mereka yang diduga merencanakan kudeta itu.
Lebih dari 35 ribu orang, ermasuk hakim, akademisi dan jurnalis, telah ditangkap untuk diinterogasi, dan 17 ribu lainnya telah secara resmi ditahan.
Bozdag juga mengumumkan, Rabu, ia akan memecat 2.300 polisi, 136 perwira militer dan 196 pegawai pemerintah. Mereka yang dipecat ini sebelumnya memiliki akses ke otorita teknologi informasi. [ab/as]