Jaringan media sosial yang sangat populer, Twitter, menutup akun beberapa kelompok supremasi kulit putih terkenal, Rabu (16/11), sebagai lanjutan upaya menumpas ujaran kebencian.
Di antara akun-akun yang ditutup adalah milik Richard Spencer, pemimpin tidak resmi yang disebut gerakan nasionalis kulit putih "alt-right".
Spencer menerbitkan majalah dan mengelola National Policy Institute, lembaga pemikiran nasionalis kulit putih.
Dia mengutuk Twitter hari Rabu, menyebut tindakan Twitter itu "usaha Stalinisme."
Twitter mengatakan, peraturannya melarang "ancaman kekerasan, pelecehan, dan perilaku kebencian" termasuk ucapan kebencian berdasarkan ras, jenis kelamin, agama, disabilitas, atau orientasi seksual.
Twitter pekan ini memberlakukan fitur baru yang memungkinkan pengguna menyaring pesan yang bernuansa kasar dan berbau rasis. [ps/al]