Seorang peserta Seleksi Bersama Masuk perguruan Tinggi Negeri atau SBMPTN 2018, bersiap menjalani ujian di SMA Negeri 1 Solo, Selasa (8/5).
Julia, bersama tiga rekannya, memilih ujian menggunakan komputer. Menurut siswa lulusan SMA 1 Purwantoro ini, ia ingin bisa kuliah di perguruan tinggi negeri di di Yogyakarta atau Semarang.
“Saya dan tiga teman sekolah saya ini akan mengikuti ujian SBMPTN menggunakan komputer. Sebentar lagi masuk ujian. Kan waktu mendaftar ujian dulu diminta memilih apakah mau mengikuti ujian pakai kertas atau komputer, saya pilih komputer karena sudah terbiasa. Waktu Ujian Nasional kemarin juga pakai komputer. Ya menurut saya, pakai komputer, datanya lebih aman, saya lebih nyaman,” kata Julia.
Panitia lokal SBMPTN Solo, Sunardi, mengatakan seluruh aktivitas penyelenggaran SBMPTN berlangsung lancar.
“Ada 900an peserta ujian memakai komputer di sini. Kendala sampai saat ini tidak ada. Anak-anak sudah terbiasa dengan computer-based testing atau CBT. Ini tidak ada gangguan apa-apa, listrik lancar, tidak ada pemadaman, jaringan internet juga lancar,”kata Sunardi
Julia dan tiga rekannya adalah bagian dari 26 ribu peserta SBMPTN 2018 yang menjalani ujian dengan komputer. Data panitia Pusat SBMPTN 2018 menunjukan ada sekitar 860 ribu peserta yang akan bersaing memperebutkan 135 ribu kursi di 85 perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Ketua Panitia Pusat SBMPTN 2018, Profesor Ravik Karsidi, mengungkapkan ada sejumlah perbedaan sistem penilaian dan teknologi yang digunakan dalam ujian masuk kampus negeri kali ini.
Dalam ujian kali ini, kata Ravik, ada 26 ribu peserta yang menggunakan komputer, 1.000 diantaranya akan mengerjakan ujian di smartphone atau gawai berbasis android milik sendiri. Gawai milik para peserta ujian itu sudah didaftarkan ke panitia dan sudah ditentukan kriteria atau spesifikasi gawai yang digunakan, kata Ravik menjelaskan.
“Tahun ini kita uji coba peserta yang ujian SBMPTN di Universitas Padjajaran. Kemudian, tahun lalu kita pakai sistem penilaian reward and punishment, yaitu jawaban benar nilainya 4, jawaban salah minus 1 atau dikurangi 1, dan tidak menjawab nilai 0, maka untuk tahun ini kita pakai sistem penilaian baru,” urai Ravik.
“Soal ujian bertingkat dari yang mudah, sedang hingga relatif sulit. Kita hitung berdasar jawaban yang benar. Tingkat kemudahan menjawab soal kita hitung berdasar mayoritas jawaban peserta apakah benar atau tidak,” kata Ravik menambahkan.
Ravik yang juga menjabat Rektor Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo berharap para peserta menjalani ujian dengan jujur. Panitia sudah melakukan antisipasi untuk mencegah terjadinya kebocoran soal ujian hingga kecurangan, termasuk perjokian.
Sebelumnya, hampir 111 ribu siswa lulusan setingkat SLTA dari berbagai sekolah di Indonesia lolos dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri SNMPTN 2018 ini. Mereka adalah yang terjaring sesuai prestasi terbaik dari sekolahnya masing-masing.
Kesempatan bagi yang belum lolos SNMPTN bisa dengan mengikuti ujian nasional lewat SBMPTN.