Para pejabat Ukraina Senin mengatakan sebuah rudal Rusia menghantam pasar di wilayah Kharkiv, menewaskan satu orang dan mencederai beberapa lainnya.
Para pejabat mengatakan rudal itu menghantam desa Shevchenkove, sekitar 75 kilometer dari kota Kharkiv.
“Kami mengecam keras aksi teror ini,” kata Deputi Menteri Luar Negeri Emine Dzhaparova dalam cuitan di Twitter yang disertai dengan sebuah video dan foto-foto lubang besar dan bangunan-bangunan yang terbakar. “Satu-satunya respons yang tepat adalah lebih banyak senjata bagi Ukraina.”
Rusia telah berulang kali memperingatkan tentang dukungan militer Barat untuk Ukraina, dengan mengatakan pengiriman senjata dari AS dan mitra-mitra Ukraina di Eropa akan memperburuk konflik.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan dalam pengarahan hari Senin (9/1) bahwa pengiriman lebih banyak senjata Barat akan “memperdalam penderitaan rakyat Ukraina.”
Rusia meluncurkan invasi terhadap Ukraina hampir 11 bulan silam, sehingga menimbulkan reaksi cepat dari hampir mayoritas anggota Majelis Umum PBB yang mengutuk invasi tersebut dan menuntut agar Rusia menarik pasukannya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam pidato hariannya, Minggu malam, bahwa pekan pertama tahun ini tidak membawa perubahan signifikan di garis depan, tetapi pertempuran hebat berlanjut di wilayah Luhansk dan Donetsk di Ukraina Timur.
Zelenskyy menyoroti pertempuran untuk merebut kota Bakhmut, menyebutnya sebagai “salah satu tempat paling banyak menimbulkan korban jiwa di garis depan.” Militer Ukraina mengemukakan dalam sebuah pernyataan hari Senin bahwa Rusia telah mengirimkan pasukan tambahan ke kota Soledar di dekatnya, sebagai bagian dari “upaya nekad” untuk menyerbu Bakhmut.
Bakhmut dahulu dihuni sekitar 70 ribu orang. Kota itu sekarang sebagian besar kosong. Warga yang tersisa mampu hidup berkat bantuan para sukarelawan yang menjaga pusat-pusat bantuan, yang kerap berupa tenda-tenda yang menawarkan listrik, internet, pemanas, air dan obat-obatan. [uh/ab]
Forum