Ukraina meluncurkan gelombang drone ke Rusia dan semenanjung Krimea semalam, menewaskan dua orang termasuk seorang anak, dan membakar sebuah kilang minyak, kata para pejabat Rusia pada Jumat (17/5).
Serangan tersebut merupakan serangan udara terbesar yang dilakukan Ukraina dalam beberapa minggu terakhir dan terjadi ketika pasukan Rusia berhasil maju di sepanjang garis depan, meraih kemenangan teritorial terbesar dalam 18 bulan ketika Kyiv berjuang dengan kekurangan amunisi dan personel.
Militer Rusia mengatakan mereka telah mencegat atau menghancurkan lebih dari 100 drone udara dan laut Ukraina di selatan negara itu, serta Krimea yang dicaploknya dan Laut Hitam dalam semalam.
“Lima puluh satu drone dihancurkan dan dicegat di Krimea, 44 di wilayah Krasnodar, enam di wilayah Belgorod dan satu di wilayah Kursk,” katanya, seraya menambahkan bahwa pasukan angkatan laut menghancurkan enam drone laut.
Satu pesawat tak berawak menyerang sebuah keluarga yang berkendara di dekat perbatasan di wilayah Belgorod Rusia, menewaskan seorang ibu dan putranya yang berusia empat tahun, kata gubernur wilayah tersebut Vyacheslav Gladkov.
Serangan pesawat tak berawak lainnya menyebabkan kebakaran di sebuah pompa bensin di desa Bessonovka, namun api dapat dipadamkan dengan cepat, menurut gubernur itu.
Di kota pesisir Tuapse di wilayah selatan Krasnodar, dua drone Ukraina menghantam kilang minyak, memicu kebakaran besar namun tidak menimbulkan korban jiwa, kata pihak berwenang.
Pelabuhan Sevastopol yang dikuasai Rusia di semenanjung Krimea mengalami “pemadaman listrik sebagian” setelah puing-puing pesawat tak berawak berjatuhan ke gardu listrik, kata gubernur kota yang dilantik Rusia, Mikhail Razvozhayev.
Gelombang drone itu menghantam ketika pasukan Rusia bergerak ke timur laut Ukraina setelah menyerbu perbatasan dalam serangan baru pada pekan lalu.
Ukraina telah mengevakuasi hampir 9.000 warga sipil dari daerah perbatasan, saat Rusia bergerak menuju Vovchansk dan desa-desa terdekat. [lt/uh]
Forum