Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, Selasa (24/5) mendesak pemerintah negara-negara lain untuk mengirim lebih banyak senjata lebih cepat untuk membantu Ukraina melawan pasukan Rusia.
“Terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa Ukraina sudah memiliki semua senjata yang dibutuhkan,” cuit Kuleba di Twitter pada Selasa. “Serangan Rusia di Donbas adalah pertempuran yang kejam, yang terbesar di tanah Eropa sejak Perang Dunia II. Saya mendesak mitra-mitra kami untuk mempercepat pengiriman senjata dan amunisi, terutama MLRS, artileri jarak jauh, APC.”
Kementerian pertahanan Inggris mengatakan pada hari Selasa bahwa pasukan Rusia telah meningkatkan intensitas operasi di wilayah Donbas di Ukraina timur sementara mereka mencoba untuk mengepung beberapa kota, termasuk Severodonetsk.
“Penaklukan Rusia atas kantong Severodonetsk akan membuat seluruh Oblast Luhansk berada di bawah pendudukan Rusia. Sementara upaya utama Rusia saat ini, operasi ini hanyalah salah satu bagian dari kampanye Rusia untuk merebut Donbas.”
Seruan Kuleba untuk pengiriman lebih banyak bantuan militer itu disampaikan sehari setelah Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan sekitar 20 negara mengirim paket bantuan keamanan baru ke Ukraina.
“Banyak negara menyumbangkan amunisi artileri yang sangat dibutuhkan, sistem pertahanan pantai, tank, dan kendaraan lapis baja lainnya. Yang lain menyatakan diri dengan komitmen baru untuk melatih pasukan Ukraina dan mempertahankan sistem militernya,” kata Austin kepada para wartawan di Pentagon setelah mengakhiri pertemuan kedua Grup Kontak Pertahanan Ukraina.
Denmark mengatakan akan memberi pasukan Ukraina peluncur dan rudal Harpoon, sementara Republik Ceko menyumbangkan helikopter serang, tank, dan sistem roket.
Pertemuan hari Senin itu melibatkan 47 negara yang berpartisipasi secara virtual, menurut Ketua Gabungan Kepala Staf Jenderal Mark Milley, perwira tertinggi militer AS. Austria, Kolombia dan Irlandia termasuk di antara peserta baru.
Pertemuan kelompok itu berikutnya akan diadakan pada 15 Juni di Brussel.
Presiden AS Joe Biden menyampaikan pesan serupa pada hari Selasa ketika ia bertemu dengan para pemimpin Jepang, India dan Australia. Dia mengatakan kepada kelompok itu bahwa konflik di Ukraina “lebih dari sekadar masalah Eropa, ini adalah masalah global.” [lt/ab]