BETHESDA, MARYLAND —
Fleksibilitas yang mengejutkan dari gitar Hawaii kecil yang dikenal sebagai ukulele ditampilkan bulan ini pada acara tahunan UkeFest, di pusat seni Strathmore di Bethesda, negara bagian Maryland. Selama lima hari, baik musisi ukulele baru maupun berpengalaman menikmati kelas, lokakarya dan konser.
Gary Carter dan putranya Matthew mengambil kelas ukulele lanjutan. Selama empat tahun terakhir, mereka merasa lebih dekat dengan bermain ukulele bersama.
"Ukulele adalah alat musik yang seru, dan ini sangat menyenangkan buat saya," ujar Matthew.
"Dan ini memberikan saya kesempatan untuk berbagi waktu dengan Matthew dan sesuatu yang saya hargai sepanjang hidup saya," ujar ayahnya.
Duo ayah anak itu ada di antara ratusan orang yang datang ke lokakarya dan pertunjukan di Strathmore dan ke UkeFest yang diadakan setiap tahun di seluruh Amerika Serikat dan secara internasional.
Jonathan Malks, 14, mulai berlatih instrumen tersebut setahun yang lalu dan sudah menulis lagu sendiri.
"Nada suaranya gembira, dan kita bisa bermain lagu dengan kesulitan sedang sampai lanjugan dalam waktu singkat," ujarnya.
Ukulele merupakan alat musik yang populer karena bentuknya yang kecil, mudah dibawa dan dianggap mudah dipelajari.
"Kita bisa memainkan lagu dengan satu kunci nada, dan mungkin mempelajarinya dalam dua menit. Itulah yang asyik dari ukulele, senarnya hanya ada empat, tidak sulit," ujar seorang peserta bernama Julie Siegel.
Alice Bradley, 5, mulai memainkan alat musik itu saat ia baru berusia tiga tahun.
"Saya suka bermain ukulele karena saya suka memainkan lagu yang gembira," ujarnya.
Yoko Kona, 8, yang datang jauh-jauh dari Hawaii untuk acara tersebut, baru belajar instrumen itu beberapa hari yang lalu.
"Ini seperti gitar kecil dan kedengarannya sangat keren," ujarnya.
Ia ingin belajar ukulele saat mendengarnya di daerah asalnya sebagai bagian dari musik Hawaii tradisional. Selama Ukufest, grup The Hula Honeys dari Hawaii mempertunjukkan jenis musik tersebut.
Ukulele telah berevolusi dari gitar yang dibawa ke Hawaii pada akhir 1800an oleh imigran Portugis. Alat ini sampai di daratan AS yang melihatnya sebagai sesuatu yang baru, dengan popularitas yang beragam seiring berjalannya waktu. Penyelenggara UkeFest, Cathy Fink mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, alat musik tersebut menghadapi kebangkitan baru.
"Ada kemunculan-kemunculan di seluruh negara, dan di seluruh dunia, dari orang-orang yang mulai mengadaptasi ukulele ke dalam gaya-gaya musik yang berbeda," ujar Fink.
Diantaranya adalah Marc Revenson, juga dikenal sebagai Lil' Rev, yang bepergian ke seluruh AS dan Kanada untuk mengajar tentang beragamnya musik yang dapat dimainkan pada ukulele.
"Anda tidak dapat memainkan lagu sedih pada ukulele. Alat ini cenderung membawa cahaya dan kebahagiaan di dunia ini dan itu sebabnya saya bermain ukulele," ujarnya.
Kevin Rank sangat senang bisa belajar dari musisi-musisi top di UkeFest. Ia mengatakan orang-orang yang tidak bermain ukulele terkejut saat mengetahui alat itu dapat mengeluarkan suara yang besar.
“Saya kira banyak yang mengira itu hanya mainan, atau alat musik dasar. Namun mereka kemudian sadar bahwa itu alat musik yang serius," ujarnya.
Gary Carter dan putranya Matthew mengambil kelas ukulele lanjutan. Selama empat tahun terakhir, mereka merasa lebih dekat dengan bermain ukulele bersama.
"Ukulele adalah alat musik yang seru, dan ini sangat menyenangkan buat saya," ujar Matthew.
"Dan ini memberikan saya kesempatan untuk berbagi waktu dengan Matthew dan sesuatu yang saya hargai sepanjang hidup saya," ujar ayahnya.
Duo ayah anak itu ada di antara ratusan orang yang datang ke lokakarya dan pertunjukan di Strathmore dan ke UkeFest yang diadakan setiap tahun di seluruh Amerika Serikat dan secara internasional.
Jonathan Malks, 14, mulai berlatih instrumen tersebut setahun yang lalu dan sudah menulis lagu sendiri.
"Nada suaranya gembira, dan kita bisa bermain lagu dengan kesulitan sedang sampai lanjugan dalam waktu singkat," ujarnya.
Ukulele merupakan alat musik yang populer karena bentuknya yang kecil, mudah dibawa dan dianggap mudah dipelajari.
"Kita bisa memainkan lagu dengan satu kunci nada, dan mungkin mempelajarinya dalam dua menit. Itulah yang asyik dari ukulele, senarnya hanya ada empat, tidak sulit," ujar seorang peserta bernama Julie Siegel.
Alice Bradley, 5, mulai memainkan alat musik itu saat ia baru berusia tiga tahun.
"Saya suka bermain ukulele karena saya suka memainkan lagu yang gembira," ujarnya.
Yoko Kona, 8, yang datang jauh-jauh dari Hawaii untuk acara tersebut, baru belajar instrumen itu beberapa hari yang lalu.
"Ini seperti gitar kecil dan kedengarannya sangat keren," ujarnya.
Ia ingin belajar ukulele saat mendengarnya di daerah asalnya sebagai bagian dari musik Hawaii tradisional. Selama Ukufest, grup The Hula Honeys dari Hawaii mempertunjukkan jenis musik tersebut.
Ukulele telah berevolusi dari gitar yang dibawa ke Hawaii pada akhir 1800an oleh imigran Portugis. Alat ini sampai di daratan AS yang melihatnya sebagai sesuatu yang baru, dengan popularitas yang beragam seiring berjalannya waktu. Penyelenggara UkeFest, Cathy Fink mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, alat musik tersebut menghadapi kebangkitan baru.
"Ada kemunculan-kemunculan di seluruh negara, dan di seluruh dunia, dari orang-orang yang mulai mengadaptasi ukulele ke dalam gaya-gaya musik yang berbeda," ujar Fink.
Diantaranya adalah Marc Revenson, juga dikenal sebagai Lil' Rev, yang bepergian ke seluruh AS dan Kanada untuk mengajar tentang beragamnya musik yang dapat dimainkan pada ukulele.
"Anda tidak dapat memainkan lagu sedih pada ukulele. Alat ini cenderung membawa cahaya dan kebahagiaan di dunia ini dan itu sebabnya saya bermain ukulele," ujarnya.
Kevin Rank sangat senang bisa belajar dari musisi-musisi top di UkeFest. Ia mengatakan orang-orang yang tidak bermain ukulele terkejut saat mengetahui alat itu dapat mengeluarkan suara yang besar.
“Saya kira banyak yang mengira itu hanya mainan, atau alat musik dasar. Namun mereka kemudian sadar bahwa itu alat musik yang serius," ujarnya.