Bulan suci Ramadan pada tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena dilakukan pada saat konflik antara Israel dan Hamas di Gaza semakin memanas. PBB bahkan mengingatkan tentang potensi krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah tersebut.
Imam Talib Shareef dari Masjid Muhammad, pusat ibadah Islam di Washington, menyatakan bahwa Ramadan tahun ini akan berbeda bagi umat Islam karena adanya konflik Gaza yang terus berkecamuk.
Di samping menyelenggarakan salat bagi masyarakat, masjid tersebut juga terlibat lebih dalam aktivitas sosial dan memberikan bantuan makanan. "Kami menyediakan makanan di masjid dan juga di tempat-tempat penampungan, dan kami juga menjalin hubungan dengan komunitas agama lain," ungkap Shareef.
Shareef telah mendedikasikan dirinya selama lebih dari tiga dekade untuk Angkatan Udara AS. Ia turut membantu mendirikan imam militer Islam pertama pada 1993.
“Saya berharap… komunitas agama akan berusaha untuk bersatu,” katanya, seraya menyebutkan bahwa masjidnya juga bekerja sama dengan gereja-gereja dan memberikan makanan kepada komunitas lainnya.
"Jelas sekali [konflik Gaza] akan ada di hati dan jiwa masyarakat, hal itu mengusik [nurani] mereka," kata Shareef.
Hampir 2 miliar umat Islam di seluruh dunia akan mulai merayakan bulan suci Ramadan, yang diperkirakan akan jatuh pada 10 atau 11 Maret, tergantung pada penampakan hilal atau bulan baru.
Muslim AS
Menurut data Pew Research, jumlah populasi Muslim di Amerika Serikat (AS) mencapai sekitar 3,45 juta orang, yang setara dengan sekitar 1 persen dari total populasi negara tersebut.
Pengalaman umat Islam di AS bisa bervariasi, tergantung pada lokasi tempat tinggal mereka. Di daerah pedesaan tertentu, umat Islam mungkin tidak memiliki akses mudah untuk mendatangai masjid atau komunitas tempat mereka untuk melaksanakan salat berjamaah.
Hal tersebut terutama berlaku untuk para imigran yang memutuskan untuk tinggal di daerah-daerah yang memiliki sedikit populasi Muslim.
Jemal Yasin, yang berimigrasi ke AS dari Ethiopia pada 2008 untuk melakukan penelitian pascasarjana di University of Vermont, menyebut pengalaman Ramadan pertamanya di AS sebagai "sedikit sepi."
Pada tahun pertamanya hijrah di AS, Yasin harus "salat di kamarnya sendiri," yang menurutnya adalah pengalaman wajar bagi banyak imigran Muslim.
Kini, Yasin menjabat sebagai Presiden Dewan Direksi First Hijrah Foundation atau FHF di Washington.
Kiprah FHF dimulai dari bentuknya yang hanya berupa organisasi kecil yang bertujuan untuk “mempromosikan dan melestarikan warisan Islam.” Organisasi itu juga bertujuan untuk “memupuk prinsip-prinsip Islam tentang persaudaraan, kesetaraan, saling membantu dan ajaran perdamaian, cinta dan keadilan,” menurut situs webnya.
Menurut Yasin, pada awalnya, organisasi itu tidak memiliki bangunan sendiri, sehingga anggota yayasan harus berkumpul di rumah anggota lainnya jika memiliki suatu kegiatan. Baru pada 2005, mereka berhasil mendapatkan gedung sendiri yang digunakan hingga saat ini.
Dia menyatakan bahwa ada komunitas imigran dari Somalia di wilayah itu, meskipun dia tidak memiliki kesempatan untuk beribadah bersama mereka.
“Ini adalah pusat bagi umat Islam, semua umat Islam. … Jadi, ketika Anda datang ke sini, Anda melihat [orang-orang dari berbagai] latar belakang – Afrika-Amerika, Etiopia, Somalia, Arab – mereka akan salat bersama dan berbuka puasa bersama, jadi ini adalah tempat untuk semua orang,” kata Yasin.
Dia juga menyatakan bahwa yayasan tersebut berkolaborasi dengan masyarakat dan mengadakan sejumlah kegiatan untuk umat Islam sebelum, selama, dan setelah Ramadan.
Ketika dia pindah ke Washington pada 2008, Yasin ikut aktif bersama yayasan tersebut dan mampu menjadi bagian dari komunitas Muslim yang lebih besar.
Perayaan bulan Ramadan kini menjadi semakin populer di AS karena banyak organisasi mengadakan berbagai acara untuk merayakannya.
Shareef menyatakan, "Dulu kami lebih sering mengadakan… acara buka puasa pribadi, dan sekarang lebih terbuka… dan kami dapat berbagi lebih banyak."
Yasin menyebutkan bahwa yayasan tersebut turut membantu mengorganisasi bazar setiap Minggu untuk membantu masyarakat mempersiapkan bulan Ramadhan. Bazar tersebut menawarkan berbagai barang, termasuk pakaian tradisional, dupa, dan makanan seperti kurma.
Selama bulan Ramadhan, Yayasan Hijrah Pertama akan menyediakan buka puasa gratis bagi masyarakat setiap hari.
Ramadan Tahun Ini
Perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung merupakan buntut dari serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Insiden tersebut menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera lebih dari 240 warga sipil. Serangan balasan militer Israel merenggut lebih dari 30.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Para negosiator mendorong dilakukannya gencatan senjata menjelang awal Ramahan. [ah/rs]
Forum