Para pelayat hari Minggu (21/5) memenuhi sebuah masjid di Stafford, Texas, kira-kira 59 kilometer jauhnya dari penembakan massal di SMA Santa Fe yang menewaskan 10 orang.
Salah seorang korban hari Jumat itu adalah siswa program pertukaran dari Pakistan, Sabika Sheikh, yang ingin mempelajari kebudayaan Amerika dan memperkenalkan kebudayaannya.
Sementara di Amerika Serikat, Sabika mempunyai dua keluarga tuan rumah.
“Kami tidak mempunyai anak, dialah yang pertama menyebut kami ibu dan ayah. Dia benar-benar seperti putri kami,” kata Uzma Parveen, warga Amerika keturunan Pakistan, ibu tuan rumah pertama Sabika.
Teman-temannya mengatakan sementara di Amerika Serikat, Sabika mengalami budaya Amerika, termasuk pergi ke pesta perpisahan siswa kelas terakhir SMA. Mereka mengatakan dia mempunyai cita-cita yang besar dan minatnya antara lain untuk menjadi seorang diplomat atau menjadi seorang pengusaha perempuan.”
Remaja laki-laki yang dituduh melakukan penembakan Dimitrios Pagourtzis, siswa berusia 17 tahun SMA Santa Fe. Ia telah ditangkap dan dikenakan tuduhan pembunuhan dengan ancaman hukuman mati dan melakukan serangan yang melukai dengan parah seorang pegawai pemerintah. [gp]