Uni Eropa pada Minggu (1/9) menuduh China mengambil “tindakan berbahaya” terhadap Filipina, sementara Beijing dan Manila saling menyalahkan telah dengan sengaja menabrak kapal-kapal penjaga pantai mereka.
Tabrakan kapal itu merupakan yang terbaru dari serangkaian insiden serupa, dalam beberapa pekan terakhir di Laut China Selatan. Beijing mengklaim hampir seluruh wilayah perairan itu yang menguntungkan secara ekonomi itu meski ada klaim-klaim tumpang tindih dari negara-negara lain. Sementara itu, Mahkamah Internasional juga telah memutuskan bahwa klaim China tersebut tidak memiliki dasar hukum.
“Uni Eropa mengutuk tindakan berbahaya yang dilakukan kapal Garda Pantai China terhadap operasi maritim Filipina yang sah di wilayah Beting Sabina,” kata Nabila Massrali, juru bicara diplomat tertinggi Uni Eropa Josep Borrell, dalam sebuah pernyataan.
Seorang juru bicara Garda Pantai China mengatakan, insiden yang terjadi Sabtu itu terjadi di perairan Beting Sabina yang disengketakan, yang muncul sebagai titik pertikaian baru dalam konfrontasi maritim yang telah berlangsung lama antara kedua negara.
Insiden itu “berbahaya bagi keselamatan kehidupan di laut, dan melanggar hak atas kebebasan kelautan yang merupakan hak semua negara berdasarkan hukum internasional,” kata pernyataan Uni Eropa.
“Uni Eropa mengutuk semua tindakan yang melanggar hukum, dan paksaan yang melemahkan prinsip-prinsip hukum internasional serta mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan.”
Sejak Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. menjabat pada 2022, Manila semakin menegaskan klaimnya atas kedaulatan terumbu-terumbu karang yang disengketakan itu, meskipun Beijing tidak menunjukkan isyarat untuk mundur dari klaimnya sendiri. [ps/ab]
Forum