Pejabat tinggi Eropa yang bertanggung jawab atas keamanan makanan hari Jumat menyerukan diadakannya pertemuan darurat tingkat menteri untuk membahas telur yang tercemar insektisida, dan mengimbau diakhirinya saling tuding di kalangan negara anggota terkait skandal itu.
“Saling menyalahkan dan mempermalukan tidak akan menghasilkan apapun dan saya ingin menghentikan ini,” kata Komisioner Kesehatan Uni Eropa Vytenis Andriukaitis dari Lithuania.
Andriukaitis mengatakan ia berharap dapat mengadakan pertemuan para menteri dan wakil-wakil dari badan keamanan makanan nasional sebelum akhir September.
Jutaan telur dan produk berbasis telur telah ditarik dari swalayan Eropa di sedikitnya 11 negara, sejak skandal ini terkuak pada 1 Agustus. Sejauh ini belum ada satu orang pun yang mengaku sakit karena telur yang tercemar itu.
Sebagian regulator nasional telah menyatakan khawatir telur-telur yang terkontaminasi insektisida Fipronil yang berdaya racun sedang itu telah memasuki rantai makanan, terutama melalui produk-produk olahan seperti biscuit dan kue. Racun itu dapat merusak ginjal, hati dan kelenjar tiroid manusia.
Sementara itu polisi di Belanda menangkap dua orang hari Kamis karena dituduh menggunakan pestisida terlarang, sementara investigasi mengenai telur yang tercemar berlanjut.
Pihak berwenang Belgia dan Belanda melakukan razia di sejumlah peternakan ayam petelur hari Kamis, tetapi pihak berwenang tidak memberi rincian mengenai perusahaan peternakan apa menjadi sasaran.
Otoritas keamanan makanan Inggris meyakini sekitar 700 ribu telur yang terkontaminasi telah diimpor ke negara itu. Badan Standar Makanan telah mengeluarkan daftar produk di mana telur ditemukan di dalamnya.
Pihak berwenang Denmark menyatakan 20 ton telur yang terkontaminasi telah dijual di Denmark, tetapi memperingatkan bahwa telur-telur itu tidak berbahaya bagi manusia.
Sejumlah kecil telur terkontaminasi dilaporkan ada di Luksemburg dan Slovakia, tetapi pihak berwenang di sana menghancurkan produk-produk yang mengandung telur atau mengembalikannya ke produsen telur tersebut.
Pihak berwenang di Swedia, Swiss, Romania dan Perancis juga melaporkan telah mendapati telur-telur terkontaminasi.
Dengan munculnya telur-telur terkontaminasi itu di berbagai negara di Eropa, para pejabat Belanda dan Belgi mendapat pertanyaan yang semakin banyak mengenai bagaimana skandal itu terjadi dan apakah masyarakat telah diberi informasi sepenuhnya. [uh/lt]