Parlemen Eropa telah memutuskan untuk mempertimbangkan ditangguhkannya akses perdagangan istimewa untuk Kamboja yang disebut “Semuanya Kecuali Senjata” (EBA) ke Uni Eropa, sebagai tanggapan atas kembalinya perilaku otoriter Kamboja.
Langkah semacam itu dapat menimbulkan konsekuensi dramatis bagi Kamboja, yang menjual hampir separuh ekspornya ke Uni Eropa, kebanyakan dalam bentuk pakaian jadi atau alas kaki, industri yang mempekerjakan lebih dari setengah juta warga Kamboja.
Dalam mosi yang disahkan hari Kamis (14/12) yang mengecam pembubaran partai oposisi Kamboja, para anggota parlemen Uni Eropa meminta Komisaris Perdagangan Cecilia Malmström untuk mengevaluasi dengan segera akses bebas kuota dan bebas cukai Kamboja ke pasar tunggal itu melalui skema EBA. Mosi itu menyebutkan apabila Kamboja bertindak melanggar kewajibannya berdasarkan regulasi EBA, preferensi tarif yang diperolehnya sekarang ini harus ditarik untuk sementara.
Disebutkan juga bahwa badan Uni Eropa yang mengurusi tindakan eksternal diminta untuk mempersiapkan daftar individu-individu yang bertanggungjawab atas pembubaran itu dan pelanggaran HAM lainnya untuk kemungkinan dikenai pembatasan visa dan pembekuan aset.
Legislator Uni Eropa Charles Tannock mengatakan kepada parlemen bahwa pembubaran Partai Penyelamat Nasional Kamboja dan dipenjarakannya pemimpin partai itu, Kem Sokha, merupakan pukulan yang sangat merusak demokrasi dan merupakan contoh tindakan seorang tiran. [uh]