Polisi di Belarusia menggunakan granat kejut, gas air mata dan meriam air dalam penindakan keras terhadap ribuan demonstran yang turun ke jalan-jalan Minsk Minggu larut malam, sewaktu exit poll menunjukkan Presiden Alexander Lukashenko meraih sekitar 80 persen suara, sedangkan penentang utamanya, Sviatlana Tsikhanouskaya, meraih sekitar tujuh persen.
Oposisi dan pengamat politik menyatakan hasil tersebut telah dimanipulasi untuk memberi Lukashenko masa jabatan ke-enam.
Berbicara dari markas besarnya, Tsikhanouskaya mengatakan ia tidak mengakui hasil pemilu. "Kita telah menang, karena kita telah mengatasi ketakutan kita, sikap apatis kita dan ketidakpedulian kita,β kata Tsikhanouskaya.
Suatu pernyataan keras menentang hasil pemilu juga dikemukakan Maria Kolesnikova, ketua tim sukses Viktor Babary, mantan bankir yang kini dipenjarakan.
Untuk pertama kalinya, kata Kolesnikova, pihak berwenang tidak mendapat dukungan elektoral dari mayoritas rakyat. βDan kita lihat bahwa pihak berwenang sama sekali tidak dapat memimpin negara,β lanjutnya.
Protes digelar di kota-kota Belarusia lainnya termasuk di Gomel, Grodno, Vitebsk dan Brest, di mana gas air mata kabarnya digunakan.
Belum jelas berapa orang yang ditangkap tetapi Ales Bilyatsky dari organisasi HAM Viasna mengatakan kepada Associated Press bahwa ia yakin ada ratusan orang yang ditangkap. Belum ada laporan segera mengenai korban cedera dalam protes-protes itu.
Lukashenko, yang berusia 65 tahun, sebelumnya pada hari Minggu mengatakan ia tidak akan mentolerir demonstran dan memperingatkan bahwa polisi akan bersikap keras.
Hasil akhir diperkirakan muncul hari Senin, tetapi kemungkinan besar tidak akan berbeda jauh dengan hasil exit poll. [uh/ab]