Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengatakan ia siap kembali ke meja perundingan setelah 61 persen pemilih dalam referendum di negaranya menolak langkah-langkah penghematan lebih lanjut sebagai syarat bagi dana talangan internasional.
Walaupun begitu, sejumlah mitranya di zona euro tidak terkesan dengan hasil referendum. Jerman menyatakan menentang upaya Yunani untuk melakukan negosiasi ulang guna mendapatkan dana bantuan tambahan.
"Dalam kaitannya dengan keputusan yang diambil oleh rakyat Yunani, tidak ada dasar untuk melakukan negosiasi program bantuan baru," ujar Steffen Seiber, seorang juru bicara bagi Kanselir Angela Merkel, Senin.
Sigmar Gabriel, wakil kanselir dan menteri perekonomian, mengatakan kepada surat kabar Jerman bahwa pemerintah Yunani membawa rakyat "memasuki jalan menuju penghematan yang pahit dan keputusasaan."
Tsipras telah "meruntuhkan jembatan terakhir yang dapat menghubungkan Eropa dan Yunani ke arah menuju kompromi," ujar Gabriel kepada sebuah harian Jerman.
"Bola sekarang ada di tangan Yunani," ujar Menteri Keuangan Finlandia Alexander Stubb. "Negosiasi hanya dapat dilanjutkan bila pemerintah Yunani bersedia untuk bekerjasama dan berkomitmen pada langkah-langkah untuk menstabilkan perekonomian dan mengimplementasikan reformasi struktural yang diperlukan untuk memastikan kesinambungan utang."
Reaksi dari Perancis
Sementara itu, menteri keuangan Perancis menunda kemungkinan permbicaraan lebih lanjut dengan Yunani. Michel Sapin mengatakan diskus dengan Yunani tidaklah "tabu," tapi menambahkan Yunani tidak punya harapan untuk pulih dari kemelut finansialnya "dalam bulan-bulan dan tahun-tahun ke depan" dengan skema pembayaran utangnya sekarang.
"Eropa menghadapi saat yang sulit, tapi tidak berada dalam kesulitan," ujar Sapin. "Eropa akan menunjukkan kekuatannya dengan melindungi diri."
Menteri Perancis untuk Urusan Eropa mengatakan penolakan Yunani melalui referendum tidak berarti Yunani ingin meninggalkan euro, tapi perundingan dengan Yunani harus kembali dimulai "secara serius."
Komisi Eropa mengatakan "menghormati" hasil referendum.
Rencana KTT
Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengumumkan pertemuan para pemimpin zona euro Selasa untuk membahas situasi ini.
Pemimpin Jerman Merkel dan Presiden Perancis Francois Hollande berbicara satu sama lain Minggu malam dan setuju "bahwa suara rakyat Yunani harus dihormati," menurut kantor Merkel.
Ekonom Jerman memperkirakan akan terjadi "Grexit" atau keluarnya Yunani dari zona euro. "Saya merasa harapannya sangat tipis bahwa 'Grexit' akan dapat dihindari," ujar Henrik Enderlein. Ia mengatakan terdapat kemungkinan 80 persen bahwa "Grexit" akan terjadi. "Situasi ini sangat berbahaya bagi wilayah euro."