Hanya beberapa jam setelah rakyat Yunani menolak dana talangan internasional, para pelaku pasar di bursa saham Asia bereaksi dengan negatif. Indeks gabungan acuan di kawasan ini mencatat penurunan terbesarnya dalam lima bulan.
Sementara itu di China daratan, reaksi beragam muncul dari langkah pemerintah untuk menghentikan penurunan saham-saham yang telah berlangsung tiga minggu terakhir dengan menghentikan sementara penawaran saham perdana (IPO) baru dan mendukung usulan dari pialang untuk membeli saham.
Di Tokyo, indeks Nikkei mencatat rata-rata 225 saham susut 2 persen nilainya.
Juru bicara pemerintah Jepang menepis adanya dampak lanjutan dari drama yang berlangsung di Athena.
"Kaitan antara Jepang dan Yunani secara ekonomi dan di bursa keuangan sangat terbatas," ujar ketua sekretaris kabinet Yoshihide Suga. "Saya yakin negara-negara zona euro akan mengambil langkah-langkah yang bertanggung jawab untuk mengatasi situasi di Yunani."
Indeks Kospi di Korea Selatan turun 2,4 persen.
Ketidakpastian berlanjut di bursa saham China
Indeks Hang Seng di Hong Kong, dipengaruhi oleh peristiwa di Yunani dan merosotnya saham-saham di bursa China, turun lebih dari 800 poin dan pada akhir perdagangan mencatat penyusutan 3,2 persen, terbesar dalam tiga tahun.
"Dalam beberapa hari terakhir Anda akan menyaksikan banyak langkah yang berhati-hati, dan pada saat ini, tidak tampak bahwa Hang Seng adalah tempat yang aman bagi investor," ujar Tony Nash, kepala ekonom di Complete Intelligence, sebuah lembaga konsultasi di Singapura.
Indeks komposit di Shanghai ditutup meningkat 2,4 persen, Senin, sementara di Shenzen, indeks komposit turun 1,4 persen.
Perdagangan di kedua bursa didominasi oleh investor ritel domestik yang memindahkan dana investasi mereka dari pasar properti di China yang sedang lesu.
Pelepasan saham di bursa-bursa China sejak 12 Juni tercatat senilai $3 triliun atau enam kali jumlah utang luar negeri Yunani. Ini merupakan jumlah terbesar dalam dua dekade terakhir.
Langkah-langkah darurat
Antara penutupan perdagangan Jumat dan pembukaan perdagangan Senin, pemerintah China mengeluarkan langkah-langkah darurat untuk menghentikan pelepasan saham.
Para manajer investasi dan pialang, didiukung oleh perusahaan pembiayaan marjin dan ekuitas dari bank sentral, akan melakukan pembelian saham besar-besaran.
Namun sejumlah analis skeptis langkah ini akan efektif.
"Anda tidak dapat menyuntikkan dana $120 juta setiap akhir pekan. Pasar sudah kehilangan sekitar $3 triliun, jadi jumlah itu tidak cukup dibanding apa yang dibutuhkan untuk mengangkat kembali pasar, " ujar Tony Nash dari Singapura kepada VOA.
Dampak referendum Yunani
Referendum dipandang membawa sial di China.
"Mereka mungkin tidak mengantisipasi penolakan dana talangan di Yunani, dan waktunya sangat tidak tepat," ujar Nash.
Dalam referendum di Yunani, 61 persen pemilih menolak langkah dana talangan yang ditawarkan di Uni Eropa, Bank Sentral Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Para pemimpin Uni Eropa akan bertemu Selasa untuk membahas krisis ekonomi ini.