Tautan-tautan Akses

Uni Eropa Tidak Lagi Akui Guaido Sebagai Presiden Sementara Venezuela


Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido dalam konferensi pers di Caracas. (Foto: dok).
Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido dalam konferensi pers di Caracas. (Foto: dok).

Juan Guaido adalah “teman bicara kehormatan” tetapi tidak lagi dianggap sebagai presiden sementara Venezuela, sebut negara-negara Uni Eropa dalam suatu pernyataan hari Senin (25/1). Mereka berpegang pada keputusan untuk menurunkan status Guaido.

Ke-27 negara Uni Eropa itu telah menyatakan pada 6 Januari lalu bahwa mereka tidak dapat lagi mengakui secara hukum Guaido setelah ia kehilangan posisinya sebagai ketua parlemen, menyusul pemilu legislatif di Venezuela pada Desember lalu, meskipun Uni Eropa tidak mengakui pemilu tersebut.

Menyusul pemilihan kembali Presiden Nicolas Maduro yang disengketakan pada tahun 2018, Guaido, sebagai ketua parlemen, menjadi presiden sementara. Guaido masih dianggap AS dan Inggris sebagai pemimpin sah Venezuela.

Status presiden sementara itu memberi Guaido akses ke dana yang disita dari Maduro oleh pemerintah negara-negara Barat, serta membuatnya memiliki akses ke para pejabat tinggi dan mendukung gerakan prodemokrasi di dalam dan di luar Venezuela.

Ke-27 negara anggota Uni Eropa mengemukakan dalam suatu pernyataan bersama bahwa Guaido adalah bagian dari oposisi demokratis – terlepas dari resolusi Parlemen Eropa pekan lalu bagi pemerintah negara-negara Eropa agar mempertahankan posisi Guaido sebagai kepala negara.

“Uni Eropa mengulangi seruannya bagi kebebasan dan keselamatan semua lawan politik, khususnya para wakil partai-partai oposisi yang terpilih untuk Majelis Nasional 2015, dan khususnya Juan Guaido,” sebut pernyataan itu menyusul pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels.

“Uni Eropa menganggap mereka sebagai pelaku penting dan mitra-mitra bicara kehormatan,” sebut pernyataan itu, seraya meminta oposisi agar bersatu melawan pemerintahan Maduro yang disengketakan.

Majelis yang dipilih pada 2015 itu dikuasai oposisi, sedangkan majelis baru ada di tangan sekutu-sekutu Maduro, setelah oposisi meminta warga Venezuela untuk memboikot pemungutan suara.

Guaido pekan lalu berterima kasih kepada Parlemen Eropa karena mengakuinya sebagai ketua Majelis Nasional, sebuah komite legislator yang menekankan bahwa mereka adalah parlemen Venezuela yang sah, dengan alasan pemilihan legislatif 2020 berlangsung curang. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG