Kekerasan dan konflik di Timur Tengah dan Afrika Utara mengancan nyawa lebih dari 24 juta anak, umumnya di Yaman, Irak dan Suriah. Dana Anak PBB (UNICEF) mengungkapkan hal itu dalam laporannya yang dirilis Rabu (24/5).
UNICEF mengatakan kekerasan mengakibatkan banyak anak-anak tidak memperoleh layanan kesehatan yang diperlukan. Badan PBB itu mencontohkan konflik Yaman, Irak dan Suriah yang membatasi dan bahkan menghapus akses layanan kesehatan yang penting bagi anak.
Akibat konflik kekerasan, kata laporan itu, kebutuhan akan sanitasi dan air bersih diabaikan. Banyak penyakit menular tersebar melalui air sementara layanan kesehatan dan panganan bernutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan anak-anak.
Direktur UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Geert Cappelaere mengatakan, kekerasan melumpuhkan sistem layanan kesehatan di negara-negara yang terimbas konflik dan mengancam kemampuan bertahan hidup anak-anak. “Selain bom dan peluru, banyak sekali anak-anak yang sekarat akibat terkena penyakit yang sebetulnya dengan mudah bisa dicegah dan diobati,” katanya.
Menurut laporan itu, Yaman menduduki posisi teratas dalam daftar negara atau wilayah dengan jumlah anak yang terancam nyawanya. UNICEF memperkirakan 9,6 juta anak di negara itu terancam kematian yang terkait konflik kekerasan. Posisi Yaman diikuti Suriah, Irak, Sudan, jalur Gaza dan Libya. [ab/as]