Di salah satu ujung kampus, pasukan Garda Nasional Georgia berada di sebuah pusat penerimaan panggilan telepon. Mereka menjadwalkan tes virus corona untuk orang-orang yang menilpon yang telah disetujui oleh dokter setelah berkonsultasi secara virtual melalui video dengan pasien lewat aplikasi smartphone.
“Jadi, jika seseorang punya pertanyaan tentang ‘Apakah saya perlu dikarantina? Apakah saya perlu mengisolasi diri? Apa artinya pengujian?’ Semua pertanyaan itu dapat dijawab oleh dokter atau melalui aplikasi di telepon pintar," kata Dr. Phillip Coule, Direktur Medis di Rumah Sakit Fakultas Kedokteran, Universitas Augusta.
“Kemudian staf di sini yang semuanya terdiri dari pasukan Garda Nasional akan memanggil saya untuk menjadwalkan pengujian pasien dengan mendatangi mereka di lokasi mana pun di Georgia yang telah ditentukan," lanjutnya.
Di ujung lain universitas, para profesor dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi memberikan waktu mereka secara sukarela, mengoperasikan printer 3-dimensi yang beroperasi 24 jam sehari, membuat penyedot sampel dari hidung yang diperlukan untuk diuji jika seseorang terinfeksi.
Puluhan anggota pasukan Garda Nasional Georgia bersama dengan sejumlah karyawan Universitas Augusta tersebar di ruang kuliah, Mereka menerima panggilan telepon dan mengajukan berbagai pertanyaan kepada orang-orang yang diperiksa oleh dokter yang memerlukan tes COVID-19 karena mengalami gejala atau faktor-faktor lain seperti kontak dekat dengan orang yang terinfeksi atau karena pekerjaan yang berisiko tinggi.
Letnan Dua Adreana Chebat adalah anggota Garda Nasional Georgia yang ikut membantu kampanye dalam melakukan tes COVID-19 itu.
“Kami selalu berusaha untuk bersikap sopan dan tentu saja memberi mereka simpati jika mereka merasa benar-benar sakit dan kami mencoba menenangkan bahwa mereka akan diperiksa sehingga mereka dapat yakin jika itu COVID-19 atau apakah mungkin hanya alergi," kata Adreana Chebat.
Di fasilitas pencetakan 3-D di Fakultas Kedokteran Gigi di universitas itu, para dokter muda yang memenuhi ruangan mengamati dengan saksama ketika sejumlah alat penyedot sampel dari hidung yang terbuat dari resin muncul dari printer 3-D.
“Ketika kami mendengar ide tentang pencetakan tiga dimensi alat penyedot sampel cairan di hidung dan omongan banyak orang, kami mengatakan, baik kami bisa melakukan itu. Saya tidak pernah mengira akan melakukannya untuk keadaan ini. Saya kira tidak seorang pun pernah membayangkan akan terjadi situasi seperti ini. Tapi, ini semua menarik," kata Dr. Alexander Faigen, salah seorang dokter muda di Fakultas Kedokteran, Universitas Augusta.
Bagi kebanyakan orang, virus corona menyebabkan gejala ringan atau sedang, seperti demam dan batuk yang akan hilang dalam dua hingga tiga minggu.
Bagi sebagian orang, terutama yang lebih tua dan orang-orang yang telah menderita masalah-masalah kesehatan sebelumnya, virus corona dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah, termasuk pneumonia dan kematian.
Namun, berdasarkan data yang ada, sebagian besar penderita bisa sembuh. [lt/ii]