PM Jepang Fumio Kishida pada Selasa (21/3) melakukan perjalanan ke Kyiv untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam unjuk dukungan yang muncul sewaktu Presiden Rusia Vladimir Putin menerima pemimpin China Xi Jinping.
Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan bahwa dalam lawatannya, Kishida akan “menunjukkan respek terhadap keberanian dan kesabaran rakyat Ukraina yang bangkit membela tanah air mereka di bawah kepemimpinan Presiden Zelenskyy, serta menunjukkan solidaritas dan dukungan tak tergoyahkan untuk Ukraina sebagai pemimpin Jepang dan ketua G-7.”
Pernyataan kementerian itu juga mengatakan Kishida akan menyampaikan penolakan Jepang atas “perubahan sepihak Rusia terhadap status quo melalui invasi dan kekerasan.”
Kishida adalah pemimpin dunia terakhir yang melakukan kunjungan ke Ukraina dalam masa perang ini sejak Rusia meluncurkan invasi skala penuh pada Februari 2022.
Bantuan Militer AS
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin mengumumkan AS memberikan peralatan dan amunisi senilai $350 juta dalam paket bantuan terbarunya untuk Ukraina, sementara para menteri luar negeri dan menteri pertahanan Uni Eropa merampungkan rencana untuk memasok Ukraina dengan amunisi sambil memenuhi kembali persediaan amunisi mereka sendiri.
Tiga pejabat militer mengatakan kepada VOA, paket itu mencakup lebih banyak lagi roket dari permukaan-ke permukaan untuk digunakan di Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMAR) Ukraina, lebih banyak amunisi 155 milimeter untuk Howitzer dan tambahan amunisi 25 milimeter.
Roket jarak jauh untuk HIMAR tidak termasuk dalam paket ini, kata para pejabat.
Blinken mengatakan paket itu juga mencakup lebih banyak amunisi untuk Kendaraan Tempur Infanteri Bradley, rudal HARM, senjata antitank dan kapal-kapal untuk melayari sungai.
“Rusia sendiri dapat mengakhiri perang hari ini. Sebelum Rusia melakukannya, kita akan tetap bersatu dengan Ukraina selama diperlukan,” kata Blinken.
Seorang pejabat militer mengatakan kepada VOA, paket amunisi AS dibuat bersamaan dengan upaya yang dilakukan mitra-mitra di Uni Eropa untuk mengatasi kebutuhan Ukraina akan lebih banyak amunisi di medan tempur dalam perangnya melawan invasi skala penuh Rusia yang dimulai lebih dari setahun silam.
Rencana Uni Eropa yang bernilai $2 miliar itu mencakup pengiriman 1 juta peluru artileri 155 milimeter dalam periode 12 bulan.
Setelah para menteri Uni Eropa mengesahkan rencana dalam pertemuan mereka di Brussels pada Senin, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menyebut kesepakatan itu “keputusan bersejarah.”
“Kami mengambil langkah penting ke arah pemenuhan janji kami untuk memberi Ukraina dengan lebih banyak amunisi artileri,” katanya di Twitter. [uh/ab]
Forum