Tautan-tautan Akses

UNRWA Sebut Gaza ‘Neraka di Dunia’ Setelah Serangan Maut Israel di Rafah


Seorang pria Palestina berjalan melewati bangunan yang hancur di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 26 Mei 2024. (Foto: AFP)
Seorang pria Palestina berjalan melewati bangunan yang hancur di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 26 Mei 2024. (Foto: AFP)

Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) pada Senin (27/5) menyebut situasi di Gaza sebagai “neraka di dunia” setelah serangan Israel di Rafah, kota di bagian selatan. Menurut para pejabat kesehatan Palestina, serangan itu menewaskan sedikitnya 35 orang.

“Informasi dari Rafah mengenai serangan lebih lanjut terhadap keluarga-keluarga yang mencari perlindungan sangat mengerikan,” kata UNRWA. “Ada berbagai laporan mengenai korban massal termasuk anak-anak dan perempuan di antara mereka yang tewas.”

Militer Israel mengatakan sedang meninjau insiden di Rafah menyusul laporan bahwa serangan Israel pada hari Senin yang menewaskan dua pejabat senior Hamas juga menyebabkan kebakaran.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan itu membakar tenda-tenda di daerah yang menampung para pengungsi. Selain korban tewas, ada puluhan lainnya yang terluka.

Warga Palestina berjalan melewati rumah-rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Khan Younis, di selatan Jalur Gaza, 22 Mei 2024. (Foto: REUTERS/Mohammed Salem)
Warga Palestina berjalan melewati rumah-rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Khan Younis, di selatan Jalur Gaza, 22 Mei 2024. (Foto: REUTERS/Mohammed Salem)

Militer Israel menyebut serangannya sebagai serangan udara presisi yang menewaskan Yassin Rabia, kepala staf Hamas di Tepi Barat.

Kementerian Luar Negeri Qatar pada Senin mengatakan serangan itu dapat memperumit upaya-upaya untuk menengahi gencatan senjata dan pemulangan sandera yang ditawan di Gaza.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengutip serangan itu dan mengatakan pada hari Senin bahwa komunitas internasional menghadapi dilema mengenai cara “menegakkan penerapan” perintah Mahkamah Internasional (ICJ) pekan lalu yang menyerukan Israel agar segera menghentikan ofensifnya di Rafah.

ICJ adalah sebuah badan PBB, tetapi tidak memiliki mekanisme untuk menegakkan perintahnya.

PM Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji bahwa Israel tidak akan meninggalkan Gaza hingga seluruh kontrol Hamas yang tersisa di teritori itu berakhir. Ia mengatakan Israel harus merebut Rafah untuk melenyapkan batalion Hamas di sana dan mencapai target “kemenangan total” atas militan, yang baru-baru ini menggalang kekuatan lagi di beberapa bagian Gaza yang sebelumnya telah dikuasai militer Israel.

Hamas pada Minggu mengatakan telah meluncurkan “serangan roket besar-besaran” yang menargetkan pusat komersial Israel di Tel Aviv.

Sirene serangan udara terdengar selama serangan itu, tetapi Israel mengatakan belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan. Ini adalah serangan roket jarak jauh pertama dari Gaza sejak Januari, meskipun roket dan mortir telah ditembakkan ke arah Israel dari sepanjang perbatasan Gaza setelah itu. Dalam serangan terbaru ini, peluncuran roket terdengar dari bagian tengah Gaza.

Gambar drone yang menunjukkan barisan truk menunggu di jalan Mesir di sepanjang perbatasan dengan Israel, dekat perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza, 2 Mei 2024. (Foto: Reuters)
Gambar drone yang menunjukkan barisan truk menunggu di jalan Mesir di sepanjang perbatasan dengan Israel, dekat perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza, 2 Mei 2024. (Foto: Reuters)

Brigade Izzedine al-Qassam Hamas mengatakan dalam sebuah postingan di aplikasi Telegram bahwa mereka telah menargetkan Tel Aviv “dengan serangan roket besar-besaran sebagai tanggapan atas pembantaian Zionis terhadap warga sipil.”

Militer Israel mengatakan delapan proyektil melintas ke Israel setelah diluncurkan dari dekat Rafah, tempat pasukan Israel baru-baru ini melancarkan serangan. Israel mengatakan sejumlah proyektil tersebut berhasil dicegat.

Sementara itu Sekjen PBB Antonio Guterres menyambut baik pengiriman bantuan kemanusiaan dan bahan bakar melalui pos penyeberangan Kerem Shalom, sambil menekankan perlunya perlindungan bagi warga sipil dan kebutuhan mereka akan akses terhadap makanan, air dan tempat tinggal yang harus dipenuhi.

“Dengan operasi kemanusiaan yang hampir gagal, Sekjen menekankan bahwa pihak berwenang Israel harus memfasilitasi pengambilan dan pengiriman pasokan bantuan kemanusiaan secara aman dari Mesir yang memasuki Kerem Shalom untuk mereka yang memerlukan,” kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, dalam sebuah pernyataan.

Truk-truk pengangkut bantuan menyeberang ke Gaza dari Israel Selatan melalui sebuah kesepakatan baru untuk melewati penyeberangan Rafah dengan Mesir, setelah pasukan Israel merebut wilayah Palestina di sana awal bulan ini.

Mesir telah menolak membuka kembali penyebaran Rafah di wilayahnya hingga kontrol atas Gaza diserahkan kembali kepada Palestina. Mesir setuju untuk sementara mengalihkan lalu lintas melalui pos penyeberangan Kerem Shalom di Israel, terminal kargo utama Gaza, setelah percakapan telepon antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi. [uh/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG