Saat lockdown atau karantina wilayah diberlakukan di Jepang, toko bunga milik Shinichiro Hirano di pusat kota Tokyo dengan cepat kehilangan pelanggan utamanya, yang selalu memesan karangan bunga untuk berbagai acara, seperti pembukaan restoran dan promosi komersial. Para turis pun menghilang.
“Upacara peresmian perusahaan, sekolah dan taman kanak-kanak, ini semua ditunda atau dibatalkan. Jadi pekerjaan itu sudah hilang semua,” ujar Shinichiro Hirano.
Daerah pertokoan dekat lokasi penampungan para atlet yang dibangun khusus untuk acara Olimpiade di kota Tokyo tadinya diperkirakan akan booming dan berkembang pesat. Namun ternyata justru sebaliknya saat Olimpiade akhirnya terpaksa ditunda.
Hirano menempelkan pita berwarna di lantai tokonya guna mendorong pembatasan sosial. Saat rasa takut akibat pandmei makin menyergap orang-orang, ia pun menemukan pelanggan yang dicari. Hirano memperkirakan sekitar 100 orang pelanggan datang ke tokonya tiap hari.
“Mereka yang bekerja dari rumah mengatakan bahwa mereka ingin mendekorasi rumahnya dengan bunga selagi mereka harus berdiam di sana. Ada juga yang datang ke toko hanya untuk melihat-lihat bunga, saya harap ini dapat menghibur mereka,” ujarnya.
Pada 19 Juni, Hirano melepaskan pita yang ia tempel di lantai tokonya, tapi tetap memasang tanda-tanda peringatan untuk menjaga jarak. Walau keadaan darurat secara resmi telah berakhir, tantangan baginya tetap berlanjut.
“Saya senang para pelanggan tetap berdatangan, namun sekaligus merasa takut. Saya menggunakan kaca mata dan masker, dan berusaha untuk tidak banyak berbicara,” ujarnya.
Salah satu dari sejumlah karangan bunga pertama yang terjual pada hari-hari berikutnya dibeli seorang pelanggan untuk menandai penutupan sebuah restoran yang tak jauh dari tokonya. Saat sejumlah bisnis lain kembali buka, ada yang memesan bunga untuk merayakan pembukaannya. Namun secara keseluruhan, angka penjualan telah turun sebanyak 20 persen.
“Saya tak pernah terpikir untuk menutup toko bunga ini, bahkan ada pelanggan yang meminta saya untuk tetap membuka toko,” tukasnya.
Hirano pun secara konsisten selalu kembali datang ke tokonya, dan menyapa para pelanggan dengan membungkukkan badannya, untuk memberi hormat khas budaya Jepang, sambil mengenakan topi bisbol favoritnya, New York Yankees.
Bunga, adalah hal yang paling ia cintai. [aa/ft]