Kepala Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) menyatakan prihatin mengenai bertambahnya jumlah pengungsi di kawasan sekitar Tigray, Ethiopia, yang menjadi medan pertempuran konflik selama sembilan bulan ini.
Samantha Power berbicara kepada wartawan setelah menekan pemerintah Ethiopia untuk melonggarkan blokade bantuan kemanusiaan untuk Tigray, di mana ratusan ribu orang menghadapi bencana kelaparan dalam krisis kelaparan terburuk di dunia selama satu dekade ini.
Hanya 10 persen bantuan yang dapat mencapai kawasan itu sejak pertengahan Juli, katanya. Ini mencakup 153 truk bantuan hingga dua hari lalu, sementara PBB menyatakan 1.500 truk bantuan diperlukan selama masa itu.
Pemerintah Ethiopia dalam beberapa pekan ini menuduh, tanpa memberikan bukti -kelompok-kelompok bantuan mempersenjatai pasukan Tigray, dan menghentikan kegiatan dua organisasi bantuan internasional sambil menuduh organisasi Dokter Tanpa Tapal Batas dan Dewan Pengungsi Norwegia “menyebarluaskan informasi yang keliru.”
Lebih dari 5 juta orang memerlukan bantuan di Tigray setelah Ethiopia dan pasukan-pasukan sekutunya yang mengejar para pejuang Tigray dituduh menjarah dan memorakporandakan pasokan makanan.
Tigray masih terputus dari dunia luar, dengan saluran komunikasi terputus dan hanya satu jalan raya yang tersedia untuk konvoi bantuan, yang menghadapi banyak pos pemeriksaan dan penggeledahan.
Power juga mengatakan sekitar 76 ribu orang telah mengungsi di daerah Afar di dekatnya dan 150 ribu lainnya di Amhara, setelah pasukan Tigray memasuki daerah-daerah itu dalam beberapa pekan ini. Ia menyerukan gencatan senjata dan dialog segera.
Peluang bagi dialog tampaknya menipis sementara pemerintah Ethiopia telah menyatakan pasukan Tigray sebagai kelompok teroris.
Perang di sana dimulai pada November lalu setelah pertikaian politik antara partai Tigray yang berkuasa, yang telah mendominasi pemerintah Ethiopia selama hampir tiga dekade, dan perdana menteri yang menjabat sekarang ini, Abiy Ahmed.
Sekarang ini pasukan Tigray menyatakan mereka menginginkan Abiy mundur sebagai prasyarat untuk pembicaraan. [uh/ab]