Amerika Serikat telah menyediakan lebih banyak dana dan rencana baru untuk melawan perdagangan manusia di Asia Tenggara menyusul Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur yang baru berlangsung.
"Untuk mendukung fokus yang lebih kuat pada perdagangan manusia ini dan tantangan migrasi yang tidak tentu, Presiden Barack Obama mengumumkan rencana lima tahun USAID yang luas,” kata pejabat Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Rencana itu akan menyediakan US$12 juta dalam tahun pertama untuk melindungi dan membantu para korban perdagangan manusia -- sebuah isu yang menurut para pakar dan dan petugas bantuan sering diabaikan karena pemerintah memusatkan perhatian pada bidang penuntutan.
Matthew Smith, pendiri organisasi hak asasi manusia Fortify Rights, mengatakan Thailand khususnya tidak mempunyai kebijakan yang menjamin perlindungan bagi korban.
"Thailand terus menahan para korban, pengungsi, laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Ini merupakan masalah. Jika pengungsi tidak dilindungi maka risiko perdagangan manusia meningkat," kata Smith kepada VOA. "Masyarakat madani harus dikenai sanksi. Ini masalah besar."
Smith mengatakan yakin peningkatan sumber daya dan pendanaan di wilayah ini akan mendukung organisasi-organisasi yang dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah mereka.
"Selama sumber daya memberikan kontribusi untuk itu, kami percaya hal itu akan mempunyai dampak positif pada kebijakan di Thailand," katanya.
"Ini merupakan langkah positif pemerintahan Obama untuk mengusahakan lebih banyak sumber daya untuk melawan perdagangan manusia”. [sp/isa]