Data baru menemukan perempuan hidup rata-rata 4,4 tahun lebih lama daripada laki-laki karena mereka lebih sering pergi ke dokter dan umumnya menjaga kesehatan mereka lebih baik.
Meski demikian, laporan itu mengatakan harapan hidup perempuan berkurang tajam karena kematian ibu. Ini menunjukkan kesenjangan kesehatan besar yang ada antara negara kaya dan miskin.
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, melaporkan satu dari 41 perempuan meninggal karena kelangkaan akses layanan kesehatan, dibandingkan dengan satu dari 3.300 kematian ibu di negara-negara kaya.
Samira Asma adalah asisten direktur jenderal WHO urusan data, analisis, dan kelahiran. Dia mengatakan laki-laki meninggal lebih awal daripada perempuan karena mereka tidak menjaga kesehatan mereka sebaik perempuan. Juga, karena mereka cenderung menghadapi risiko yang lebih besar.
Dari 40 penyebab utama kematian, laporan itu mengatakan laki-laki memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi daripada perempuan dilihat dari 33 faktor risiko. Misalnya, laporan itu mengatakan laki-laki merokok dan minum alkohol jauh lebih banyak daripada perempuan. Tingkat kematian global akibat bunuh diri 75% lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan.
Asma mengatakan penyakit tidak menular meningkat di sebagian besar negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di Afrika. Dia mengatakan kepada VOA, ini disebabkan munculnya faktor risiko seperti penggunaan rokok, peningkatan konsumsi alkohol, dan diet yang tidak sehat.
Asma mengatakan statistik kematian terkait penyakit tidak menular atau NCD menggarisbawahi perlunya memprioritaskan perawatan kesehatan primer. Dia mengatakan orang-orang di fasilitas ini bisa mendapat obat dan perawatan yang dibutuhkan untuk penyakit mereka. Dia mencatat bahwa orang yang mencari perawatan kesehatan primer sadar akan faktor risiko yang dapat menyebabkan kematian dini. (rw/ii)