Tautan-tautan Akses

Utusan Amerika Tiba di Suriah untuk Cari Keberadaan Jurnalis Austin Tice


FILE - Debra Tice, ibu dari jurnalis Amerika Serikat Austin Tice yang diculik di Suriah pada tahun 2012, memegang potret lamanya saat konferensi pers di ibu kota Lebanon, Beirut, pada tanggal 20 Juli 2017.
FILE - Debra Tice, ibu dari jurnalis Amerika Serikat Austin Tice yang diculik di Suriah pada tahun 2012, memegang potret lamanya saat konferensi pers di ibu kota Lebanon, Beirut, pada tanggal 20 Juli 2017.

Sekelompok diplomat Amerika Serikat berada di Suriah untuk mengadakan pembicaraan pada hari Jumat (20/12) dengan para pemimpin baru negara itu. Delegasi tersebut mencari informasi tentang keberadaan jurnalis Amerika yang ditahan Austin Tice, setelah jatuhnya pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Timur Dekat Barbara Leaf, mantan utusan khusus untuk Suriah Daniel Rubinstein, dan utusan utama pemerintahan Biden untuk negosiasi sandera, Roger Carstens, dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin sementara Suriah, kata Departemen Luar Negeri pada hari Jumat pagi.

"Mereka berharap untuk mengungkap informasi tentang nasib Austin Tice, Majd Kamalmaz, dan warga negara Amerika lainnya yang hilang di bawah rezim Assad," kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri.

Tice, penduduk asli Texas dan mantan Marinir Amerika yang menjadi jurnalis, telah ditahan di Suriah sejak 2012, ketika ia ditahan di sebuah pos pemeriksaan di Damaskus. Selain video singkat setelah penangkapannya, tidak banyak yang terdengar atau terlihat tentang dirinya sejak penangkapannya itu.

Sebagai jurnalis Amerika terlama yang bekerja di luar negeri, Tice bekerja lepas untuk beberapa media termasuk The Washington Post, CBS, dan McClatchy.

Sementara, Majd Kamalmaz, psikolog berkewarganegaraan Suriah-Amerika yang merawat para pengungsi dari negara yang dilanda perang itu, dihentikan di pos pemeriksaan pemerintah pada tahun 2017. Ia telah melakukan perjalanan ke Suriah untuk memeriksa seorang kerabat lanjut usia. Pada bulan Mei 2024, Amerika Serikat mengetahui bahwa Kamalmaz telah meninggal dalam tahanan.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada bulan Juni, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan, "Pemerintah Suriah harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Majd."

Keluarganya pada bulan Juli mengajukan gugatan terhadap pemerintah Suriah atas kematian yang salah dan pemenjaraan yang salah.

Jatuhnya pemerintahan Assad bulan ini telah menumbuhkan optimisme yang hati-hati di antara keluarga Tice bahwa ia akan menjadi salah satu dari ribuan tahanan yang dibebaskan.

"Yang kami harapkan adalah bahwa ketika orang-orang yang datang ke Damaskus membuka penjara-penjara, bahwa, dengan kuasa Tuhan, mereka akan membuka penjara tempat Austin berada," kata ibu Tice, Debra, kepada VOA minggu lalu.

Keluarga Tice mengatakan bulan ini bahwa mereka telah menerima informasi kredibel dari sumber yang telah diverifikasi oleh pemerintah Amerika Serikat. Sumber itu mengonfirmasi bahwa Tice masih hidup dan juga mengindikasikan bahwa ia mungkin ditahan di wilayah Damaskus.

Pemerintah Amerika Serikat yakin bahwa Tice masih hidup dan menegaskan bahwa mencari keberadaannya merupakan prioritas. Pemerintah transisi Suriah saat ini mengatakan bahwa pencarian Tice masih berlangsung.

Kunjungan pada hari Jumat tersebut merupakan pertama kalinya diplomat Amerika secara resmi mengunjungi Suriah dalam lebih dari satu dekade. Amerika Serikat menutup kedutaan besarnya di Damaskus pada tahun 2012.

“Utusan Amerika itu akan terlibat langsung (dalam pembicaraan) dengan rakyat Suriah, termasuk anggota masyarakat sipil, aktivis, anggota berbagai komunitas, dan suara-suara Suriah lainnya tentang visi mereka untuk masa depan negara mereka dan bagaimana Amerika Serikat dapat membantu mendukung mereka,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri. [es/pp]

XS
SM
MD
LG