Massa yang menentang kekuasaan militer di Myanmar berkumpul lagi pada Minggu (28/2), sehari setelah pasukan keamanan melakukan penindakan paling keras, menangkapi ratusan orang, melepaskan tembakan dan melukai sedikitnya satu orang.
Stasiun TV pemerintah mengumumkan bahwa utusan Myanmar untuk PBB telah dipecat karena mengkhianati negara. Kyaw Moe Tun pada Jumat (26/2) mendesak PBB untuk menggunakan “segala cara yang diperlukan” untuk membatalkan kudeta 1 Februari yang menggulingkan pemimpin Aung San Suu Kyi.
Kyaw Moe Tun bertekad untuk terus berjuang.
"Saya memutuskan untuk berjuang semampu saya," katanya kepada Reuters di New York.
Myanmar telah bergejolak sejak militer merebut kekuasaan serta menahan Suu Kyi dan para tokoh lain. Militer menuduh terdapat kecurangan dalam pemilu November yang dimenangkan secara telak oleh Suu Kyi.
Kudeta itu mendorong ribuan demonstran turun ke jalan-jalan dan memicu kecaman dari negara-negara Barat. Sebagian negara memberlakukan sanksi-sanksi terbatas. [vm/ah]