Diperkirakan 40 persen penduduk dunia tinggal di zona sub tropis dan tropis, di mana influenza kadang-kadang beredar sepanjang tahun. Namun vaksin flu jarang digunakan.
Virus itu, yang biasanya ringan pada orang sehat, bisa mengakibatkan rawat inap bagi ibu hamil.
Direktur Pusat Kesehatan Global Rumah Sakit Cincinnati, Mark Steinhoff, mencatat bahwa ibu yang menderita flu bisa sulit bernafas ketika pertumbuhan janin menekan paru-parunya.
Dia mengatakan bahwa ibu hamil juga lebih rentan terhadap penyakit karena bayi yang sedang tumbuh tersebut menyedot pertahanan alaminya.
Tetapi dalam studi pertama di Nepal, dekat perbatasan India, Steinhoff dan rekan-rekannya menemukan bahwa memvaksinasi perempuan sepanjang tahun di negara-negara berkembang secara drastis mengurangi kasus influenza pada ibu dan bermanfaat bagi bayi mereka.
"Vaksinasi mengurangi penyakit pada ibu dan bayi sekitar 60 persen pada tahun kedua. Ini cukup luar biasa. Tapi ini juga mengurangi angka kelahiran dengan berat lahir rendah, yaitu anak yang lahir kurang dari 2,5 kilo, berkurang sampai 16 persen," jelas Mark Steinhoff.
Bayi mendapat manfaat dari suntikan itu karena mereka menerima antibodi untuk melawan penyakit dari ibu mereka saat berada di dalam rahim.
Studi ini berlangsung dari April 2011 sampai September 2013 dan melibatkan total 3.693 ibu berusia antara 15 sampai 40 tahun.
Karena influenza di beberapa negara bisa beredar sepanjang tahun, tidak ada musim flu tertentu seperti di negara-negara beriklim sedang.
Oleh karena itu, kaum perempuan divaksinasi pada waktu yang beragam dengan suntikan yang mengandung tiga jenis virus flu yang tidak aktif. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases.
Steinhoff mengatakan bahwa manfaat vaksinasi influenza telah lama dikenal di Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.
"Vaksin yang kita kenal telah dibuat bertahun-tahun silam. Vaksin ini diketahui aman. Tidak menimbulkan reaksi buruk," imbuhnya.
Steinhoff mengatakan keputusan untuk meluncurkan kampanye vaksinasi influenza bagi ibu hamil akan tergantung pada masing-masing negara.
Sementara itu, katanya, para peneliti akan mendapat data tambahan untuk mendukung program imunisasi sepanjang tahun di negara-negara berkembang. [as/lt]