Calon wakil presiden dari Partai Republik JD Vance dan calon wakil presiden dari Partai Demokrat Tim Walz bertemu Selasa (1/10) malam di Kota New York untuk satu-satunya debat wakil presiden untuk pemilihan 5 November mendatang.
Pada acara berdurasi 90 menit yang diselenggarakan oleh jaringan televisi CBS News, kedua colon membahas ekonomi Amerika Serikat, serangan Iran terhadap Israel, dan pengendalian kepemilikan senjata api, dengan masing-masing menyerang calon wakil presiden lawannya.
JD Vance maju bersama mantan Presiden Donald Trump, yang menurut Walz telah menjungkirbalikkan diplomasi global.
Tim Walz mengatakan Amerika sebelumnya memiliki koalisi negara-negara yang berhasil membatasi program nuklir Iran sehingga Iran tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkannya. Menurutnya, karena Donald Trump menarik diri dari program itu, dan kepemimpinannya yang tidak menentu, kini Iran lebih dekat dengan senjata nuklir daripada sebelumnya.
Walz maju bersama Wakil Presiden saat ini Kamala Harris yang disalahkan oleh Vance atas masalah di Springfield, Ohio, di mana ia dan Trump berulang kali membuat klaim tentang para migran Haiti yang memakan hewan peliharaan.
Vance mengatakan bahwa warga Amerika Serikat mengalami situasi perumahan yang sama sekali tidak terjangkau karena kebijakan mendatangkan jutaan imigran ilegal untuk bersaing dengan warga Amerika untuk membeli rumah yang langka. Menurutnya, yang memprihatinkan di Springfield adalah “warga negara Amerika yang hidupnya hancur karena kebijakan perbatasan terbuka dari Kamala.”
Mengenai isu yang memecah belah tentang hak aborsi, Vance mengatakan bahwa itu adalah keputusan negara bagian. Cara terbaik, ujarnya, adalah dengan membiarkan para pemilih membuat keputusan mereka sendiri dan membiarkan negara bagian-negara bagian membuat kebijakan aborsi masing-masing.
Sementara Walz mengatakan wanita dan dokter mereka lah yang seharusnya membuat keputusan tentang aborsi. Dia menandaskan bahwa sebagai sebuah bangsa, Amerika seharusnya tidak menyerahkan hak-hak warganya yang mendasar seperti hak untuk mengendalikan tubuh mereka sendiri ditentukan secara geografis.”
Setelah debat, para pendukung masing-masing cawapres menyampaikan pendapat mereka tentang apa yang mereka saksikan malam itu.
Anggota DPR Elise Stefanik dari New York adalah pendukung JD Vance. “Ini adalah penampilan yang luar biasa dan mendominasi oleh JD Vance. Saya pikir rakyat Amerika (mengerti). Ia berbicara langsung kepada mereka tentang isu-isu yang penting: krisis imigrasi, krisis imigrasi ilegal yang disebabkan oleh Kamala Harris,” ujar Stefanik.
Gubernur Colorado Jared Polis adalah pendukung Tim Walz. Dia mengatakan: “Tim Walz menunjukkan siapa dirinya. Saya telah mengenalnya selama lebih dari satu dekade. Saya bekerja bersamanya selama 10 tahun di Kongres. Dia adalah seseorang yang otentik. Ia tidak akan licik. Ia berbicara dari hati tentang isu-isu yang penting baginya dan benar-benar menyampaikannya kepada rakyat Amerika, kata.”
Pemungutan suara awal telah dimulai di 23 negara bagian, dan dengan waktu yang tersisa selama 33 hari sebelum Hari Pemilihan, jajak pendapat menunjukkan pemilihan presiden kali ini terus berlangsung ketat. [lt/ab]
Forum