Hamas pada hari Senin (30/10) merilis sebuah video yang menunjukkan tiga dari lebih dari 230 orang Israel yang diculik kelompok militan tersebut dalam serangan besar-besaran pada 7 Oktober, yang memicu perang di Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam video penderitaan ketiga perempuan itu sebagai “propaganda psikologis yang kejam” dan bersumpah akan “melakukan segalanya untuk membawa pulang semua orang yang diculik dan hilang.”
Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu menyebut nama para sandera dalam video tersebut, yaitu Yelena Trupanov, Daniel Aloni, dan Rimon Kirsht, yang dalam video berdurasi 76 detik milik Hamas disebut sebagai “Tahanan Zionis menyampaikan pesan kepada Netanyahu dan pemerintahannya.”
Perdana menteri Israel yang menghadapi tekanan domestik yang meningkat terkait krisis penyanderaan itu mengatakan: “Saya merangkul Anda. Hati kami bersama Anda dan semua orang yang diculik.”
Video kedua yang dirilis Hamas sejak serangan 7 Oktober itu menunjukkan para sandera berbicara dari dalam tahanan di Gaza ketika Israel meningkatkan serangan udara dan daratnya di wilayah itu.
Ketiga perempuan dalam video yang dirilis hari Senin itu terlihat duduk di kursi-kursi plastik, membelakangi sebuah dinding keramik, di sebuah lokasi yang tidak diungkapkan.
Salah satu di antaranya, yang berbicara dalam bahasa Ibrani, mendesak Netanyahu untuk menyetujui pertukaran tahanan untuk membebaskan seluruh sandera.
‘Upaya Luar Biasa’
Perempuan itu menggerakkan tangannya dengan gelisah dan mulai berteriak, hampir menjerit di akhir pernyataannya.
Kedua perempuan lain yang duduk di sampingnya tetap diam meski tampak gelisah.
Israel mengatakan, 239 orang diculik militan Hamas yang menerobos perbatasan ke Israel pada 7 Oktober lalu untuk melancarkan serangan dadakan ke berbagai komunitas kibbutz, kota dan markas militer, yang menewaskan 1.400 orang.
Sementara itu, sayap militer Hamas mengatakan bahwa “hampir 50 orang” di antara mereka tewas dalam serangan Israel, yang menurut kementerian kesehatan di Gaza, yang dikuasai Hamas, juga telah menewaskan lebih dari 8.300 orang di Gaza, di mana lebih dari separuhnya adalah perempuan dan anak-anak.
Pejabat Israel mengatakan, rentang usia para sandera dimulai dari bayi berusia beberapa bulan hingga lansia lebih dari 80 tahun.
Pihak berwenang meyakini para sandera ditawan di dalam sebuah jaringan terowongan bawah tanah raksasa yang dibangun oleh Hamas.
Empat perempuan, termasuk dua warga AS, telah dibebaskan usai dimediasi Qatar dan Mesir.
Yocheved Lifshitz, perempuan berusia 85 tahun yang dibebaskan minggu lalu, mengaku dibawa melalui terowongan “jaring laba-laba” setelah diculik dan dibawa ke Gaza dengan sepeda motor.
Beberapa foto dan video para sandera saat terjadinya serangan dan penculikan dibagikan di media sosial, membantu pihak Israel mengidentifikasi mereka.
Hamas merilis video yang menunjukkan sandera berkebangsaan Israel-Prancis, Mia Shem, pada 16 Oktober. Video itu dikecam pemerintah Israel dan Prancis.
Netanyahu, yang pemerintahnya mengakui adanya kegagalan keamanan sebelum terjadinya serangan, menemui sebagian keluarga sandera pada hari Sabtu (28/10), sementara Presiden Isaac Herzog menemui keluarga lainnya hari Senin, menyusul kritik yang menyebut para sandera telah diabaikan.
Pemerintah Israel kini menegaskan bahwa membawa pulang para sandera merupakan prioritas utama mereka. [rd/lt]
Forum