Para pemimpin tertinggi Vietnam bertekad menjadikan negara itu setidaknya berpenghasilan menengah dalam lima tahun ke depan, keluar dari kemiskinan parah pada 1980-an. Caranya adalah dengan menarik lebih banyak investasi asing dalam bidang manufaktur.
Komisi Sentral Partai Komunis menuntaskan sesi paripurna pada 8 Oktober, yang diadakan untuk memetakan tujuan ekonomi makro negara itu. Seorang wakil menteri perencanaan mengatakan secara terpisah bahwa rakyat Vietnam rata-rata akan berpenghasilan sekitar $5.000 per tahun pada tahun 2025, naik dari $2.750 penghasilan sekarang.
Vietnam akan bisa mencapai itu, menjadi negara berpenghasilan menengah atau lebih tinggi dalam istilah Bank Dunia - dengan memperpanjang reformasi ekonomi 10 tahun yang kini menarik investor asing ke negara yang dipandang sebagai rekan manufaktur bagi pusat pabrik dunia, China.
Investasi mereka menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan di kalangan 97 juta orang Vietnam. Negara itu saat ini berpenghasilan menengah ke bawah.
Pemerintah kemungkinan bisa mendongkrak pendapatannya dengan meningkatkan infrastruktur dan memberi insentif kepada investor untuk produksi elektronik bernilai tinggi. Investor ternama saat ini termasuk Intel dan Samsung Electronics.
“Apa yang mereka lakukan 10 tahun lalu, tentu saja sejak saat itu sudah terlaksana. Saya tidak ingin mengatakan, mereka tidak perlu melakukan apa-apa lagi, tetapi mereka mengarah ke sana karena kebijakannya sudah ada,” kata Rajiv Biswas, ekonom regional senior di IHS Markit di Singapura. Firma analisis itu berbasis di London.
Perang, embargo, dan berkurangnya dukungan dari bekas Uni Soviet membuat sebagian besar orang Vietnam miskin pada 1980-an. Pembukaan pemerintah, yang diluncurkan pada 1986, mulai mendatangkan investasi.[ka/ab]