Para pejabat Vietnam yang sempat bergembira bergabung dengan Kemitraan Trans-Pasifik atau TPP yang dipimpin Amerika, yakni zona perdagangan bebas yang luas kawasan Pasifik, sekarang mencari persetujuan baru dengan negara-negara lain, yang akan merangsang ekonominya yang bergantung pada ekspor sementara TPP kemungkinan akan mati di bawah kepresidenan Donald Trump dalam waktu dekat.
Negara Asia Tenggara itu yang telah berusaha mengembangkan ekspor dari sektor manufuktur sebagai tulang-punggung ekonominya sejak tahun 1980-an, sekarang mengalihkan focus pada persetujuan perdagangan bebas dengan China, Rusia dan Uni Eropa sebagai ganti TPP, menurut para pengamat.
Vietnam dipandang luas sebagai negara yang paling beruntung di antara ke-12 negara anggota TPP, termasuk tiga negara lain di Asia. Tetapi para pejabat di Hanoi telah khawatir sejak pertengahan tahun ini bahwa Kongres Amerika tidak akan meratifikasi persetujuan itu sebelum batas waktu Februari tahun 2018. Vietnam telah berjaga-jaga dengan menandatangani persetujuan perdagangan bebas dengan banyak negara lain. [gp]