Virus baru yang mirip dengan SARS telah menewaskan 17 orang di China, menulari ratusan orang dan sudah mencapai Amerika Serikat, dengan kekhawatiran semakin meluas, sewaktu ratusan juta orang pulang kampung untuk merayakan Tahun Baru Imlek, yang dimulai hari Jumat (24/1).
Banyak negara telah meningkatkan pemindaian penumpang dari Wuhan, kota di China yang diketahui sebagai pusat wabah itu, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengadakan pertemuan darurat.
Penyakit itu tampaknya merupakan jenis virus corona yang belum pernah dihadapi sebelumnya - sebuah rumpun besar virus yang menyebabkan berbagai penyakit mulai dari flu biasa hingga Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), yang menewaskan 349 orang di daratan China dan 299 lainnya di Hong Kong antara tahun 2002 hingga 2003.
Kepala Departemen epidemiologi di Pasteur Institute di Paris, Arnaud Fontanet mengatakan kepada kantor berita AFP, virus jenis itu secara genetik 80 persen mirip dengan SARS.
China telah berbagi studi atas rangkaian genetik virus corona ini dengan komunitas ilmiah internasional. Virus itu dinamai "2019-nCoV". (ps/jm)