Wabah-wabah penyakit global meningkat, menurut sebuah studi baru, namun semakin sedikit orang yang terinfeksi. Penyakit-penyakit menular berkisar dari yang eksotis, termasuk wabah virus Ebola saat ini di Afrika Barat, sampai yang lebih umum seperti influenza, hepatitis dan tuberkulosis.
Ada lebih dari 12.000 wabah di seluruh dunia sejak 1980, berdampak pada 44 juta orang.
Penemuan-penemuan ini didasarkan pada informasi yang dilaporkan kepada Jaringan Daring Global untuk Penyakit Infeksi dan Epidemiologi (GIDEON), sebuah basis data internasional yang terus melacak wabah.
Jaringan ini menyimpan informasi mengenai 215 penyakit infeksi di 219 negara. Wabah-wabah penyakit yang secara cepat diidentifikasi dapat dirawat segera dan orang-orang yang diduga terinfeksi dapat dikarantina jika diperlukan.
Meski jumlah wabah yang terjadi meningkat, kabar baiknya, menurut Sohini Ramachandran, lebih sedikit orang yang terinfeksi saat ini dibandingkan di masa lalu, "yang mungkin menandakan bahwa kita sebagai masyarakat lebih baik dalam mencegah penyebaran wabah sekalinya wabah dimulai atau dalam mengidentifikasi wabah secara cepat."
Ahli biostatistik dari Brown University, Ramachandran melakukan evaluasi data GIDEON bersama beberapa kolega, dan hasilnya diterbitkan oleh Journal of the Royal Society Interface.
Sebagian besar penyakit yang dilaporkan ke GIDEON, menurut Ramachandran, pertama kali menginfeksi binatang, kemudian melompati batas spesies ke manusia. Hal itu terjadi pada flu babi dan flu burung, dan juga virus Ebola, yang disebut berasal dari kelelawar buah.
Ramachandran mengatakan pusat-pusat populasi yang semakin padat merupakan panggung peningkatan wabah penyakit unik.
Sepuluh besar penyakit menular pada 2000 dan 2010 adalah salmonella, E. coli, influenza A, hepatitis A, anthrax, demam dengue, disentri, tuberkulosis (TB), chikungunya dan trichinosis. Penyakit-penyakit yang disebut zoonotic karena berasal dari binatang, mencakup 56 persen dari semua wabah sejak 1980.