Wabah virus West Nile sedang melanda Amerika. Wabah musiman ini merebak sekitar bulan Juni dan berlanjut hingga sekitar Oktober. Dokter Lyle Peterson dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) mengatakan, sepanjang tahun ini ada lebih dari 2.500 orang terkena penyakit yang ditularkan oleh nyamuk tersebut.
“Jumlah orang yang jatuh sakit akibat virus West Nile ini terus bertambah, dan kami perkirakan virus ini akan mewabah hingga Oktober,” papar Dokter Peterson.
Laporan mengenai virus ini datang dari semua negara bagian kecuali Alaska dan Hawaii. Akan tetapi, Peterson, yang memimpin divisi penyakit yang ditularkan melalui organisma itu, mengatakan, sebagian besar kasus terjadi hanya di beberapa negarabagian.
“Dua pertiga kasus dilaporkan dari enam negara bagian: Texas, Louisiana, South Dakota, Mississippi, Michigan dan Oklahoma, dan 40 persennya dilaporkan dari Texas,” paparnya lagi.
CDC melaporkan bahwa sebagian besar orang yang tertular virus itu tidak menunjukkan gejala sakit, tetapi sebagian lainnya akan mengalami penyakit neuroinvasif West Nile. Dalam kasus-kasus tersebut, para penderita bisa mengalami kejang-kejang, lemah otot, dan lumpuh. Penyakit ini juga dapat mematikan.
Peterson mengatakan jumlah kasus neuroinvasif yang dilaporkan sebegitu jauh merupakan yang terbanyak sejak virus itu pertama kali dideteksi di Amerika Serikat 13 tahun silam.
“Dari 2.636 kasus, 53 persen digolongkan sebagai penyakit neuroinvasif seperti meningitis dan encephalitis. Kami menganggap jumlah penyakit neuroinvasif sebagai indikator terbaik mengenai cakupan wabah karena kasus-kasus ini yang paling konsisten dilaporkan,” katanya.
Meskipun jumlah kasus naik 35 persen dari pekan sebelumnya, Peterson menduga kondisi terburuk sudah berlalu. Menurutnya, wabah virus West Nile di Amerika Serikat cenderung mencapai puncaknya pada pertengahan hingga akhir Agustus. Ini adalah masa ketika siang hari lebih pendek dan nyamuk menjadi kurang aktif.
Meskipun virus West Nile akan segera berhenti aktif, para ilmuwan akan menganalisis data untuk mengetahui mengapa virus ini merajalela di Texas. Mereka akan meneliti faktor-faktor yang mencakup jumlah nyamuk di suatu wilayah, seberapa cepat virus berkembang biak dalam tubuh nyamuk, serta meninjau kondisi iklim.
Peterson menilai ada hubungan yang sangat pelik antara suhu, curah hujan, dan semua faktor ini dalam penularan virus West Nile.
Sebegitu jauh, para ilmuwan belum mampu mengetahui bagaimana hubungan antara faktor-faktor tersebut mempengaruhi penyebaran virus. Menurut Peterson, perlu waktu beberapa tahun lagi sebelum hal tersebut terungkap.
Sementara itu, tidak ada vaksin untuk melindungi masyarakat dari penyakit tersebut yang kadang -kadang dapat menimbulkan kematian.
“Jumlah orang yang jatuh sakit akibat virus West Nile ini terus bertambah, dan kami perkirakan virus ini akan mewabah hingga Oktober,” papar Dokter Peterson.
Laporan mengenai virus ini datang dari semua negara bagian kecuali Alaska dan Hawaii. Akan tetapi, Peterson, yang memimpin divisi penyakit yang ditularkan melalui organisma itu, mengatakan, sebagian besar kasus terjadi hanya di beberapa negarabagian.
“Dua pertiga kasus dilaporkan dari enam negara bagian: Texas, Louisiana, South Dakota, Mississippi, Michigan dan Oklahoma, dan 40 persennya dilaporkan dari Texas,” paparnya lagi.
CDC melaporkan bahwa sebagian besar orang yang tertular virus itu tidak menunjukkan gejala sakit, tetapi sebagian lainnya akan mengalami penyakit neuroinvasif West Nile. Dalam kasus-kasus tersebut, para penderita bisa mengalami kejang-kejang, lemah otot, dan lumpuh. Penyakit ini juga dapat mematikan.
Peterson mengatakan jumlah kasus neuroinvasif yang dilaporkan sebegitu jauh merupakan yang terbanyak sejak virus itu pertama kali dideteksi di Amerika Serikat 13 tahun silam.
“Dari 2.636 kasus, 53 persen digolongkan sebagai penyakit neuroinvasif seperti meningitis dan encephalitis. Kami menganggap jumlah penyakit neuroinvasif sebagai indikator terbaik mengenai cakupan wabah karena kasus-kasus ini yang paling konsisten dilaporkan,” katanya.
Meskipun jumlah kasus naik 35 persen dari pekan sebelumnya, Peterson menduga kondisi terburuk sudah berlalu. Menurutnya, wabah virus West Nile di Amerika Serikat cenderung mencapai puncaknya pada pertengahan hingga akhir Agustus. Ini adalah masa ketika siang hari lebih pendek dan nyamuk menjadi kurang aktif.
Meskipun virus West Nile akan segera berhenti aktif, para ilmuwan akan menganalisis data untuk mengetahui mengapa virus ini merajalela di Texas. Mereka akan meneliti faktor-faktor yang mencakup jumlah nyamuk di suatu wilayah, seberapa cepat virus berkembang biak dalam tubuh nyamuk, serta meninjau kondisi iklim.
Peterson menilai ada hubungan yang sangat pelik antara suhu, curah hujan, dan semua faktor ini dalam penularan virus West Nile.
Sebegitu jauh, para ilmuwan belum mampu mengetahui bagaimana hubungan antara faktor-faktor tersebut mempengaruhi penyebaran virus. Menurut Peterson, perlu waktu beberapa tahun lagi sebelum hal tersebut terungkap.
Sementara itu, tidak ada vaksin untuk melindungi masyarakat dari penyakit tersebut yang kadang -kadang dapat menimbulkan kematian.