SURABAYA, JAWA TIMUR —
Peristiwa kematian singa Afrika jantan berumur 1,5 tahun, Selasa (7/1) yang lalu dengan cara tergatung pada kawat seling, memunculkan kecurigaan adanya upaya menjadikan Kebun Binatang Surabaya hancur.
Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan kematian singa yang merupakan satwa liar dilindungi, merupakan peristiwa yang tidak wajar dan harus diungkap secara hukum oleh kepolisian.
“Saya sepakat itu tidak wajar, sepakat saya itu tidak wajar. Tidak mungkin orang, ya seperti saya saja, jangankan binatang, yang semut saja kita tidak tega. Kalau penyayang binatang betul loh, tidak akan tega membunuh. Makanya saya minta polisi (menyelidiki),” kata Tri Rismaharini, Walikota Surabaya.
Konflik berkepanjangan pada pengelolaan Kebun Binatang Surabaya sebelumnya, dinilai Risma telah berdampak pada beberapa peristiwa yang terjadi di Kebun Binatang Surabaya setahun terakhir. Sedikitnya 50 ekor satwa mati dalam setahun terakhir, termasuk kematian Gnu dan Singa Afrika dalam dua hari berturut-turut.
Tri Rismaharini meyakini adanya kekuatan diluar, yang ingin menggagalkan upaya Pemerintah Kota, untuk mengembalikan kejayaan Kebun Binatang Surabaya seperti pada masa lalu.
“Saya yakin ini ada kekuatan yang memang saya juga tidak tahu, tapi cobalah lihat niat tulus kami bahwa kami ingin memperbaiki itu (KBS), bukan sekali lagi bukan itu keinginan saya atau pribadi atau untuk apa bukan, tapi ini adalah kebanggaan warga Surabaya, kebun binatang ini. Dan itu pernah masuk sejarah Indonesia, bahwa itu adalah kebun binatang terbesar di Asia Tenggara, saat itu,” lanjut Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.
Upaya perbaikan dikatakan oleh Risma telah dilakukan termasuk dengan membenahi kandang, perbaikan kualitas pakan serta air minum satwa, yang itu diakui tidak dapat dilakukan secara cepat, karena menunggu rekomendasi tim audit dari Universitas Airlangga Surabaya.
Peran dan fungsi vital Kebun Binatang Surabaya ditegaskan Risma merupakan kebanggaan warga kota, yang itu membutuhkan dukungan dari semua pihak. “Disitu tempat belajar, kenapa kemudian di Surabaya ini ada beberapa Universitas (ada jurusan) Kedokteran Hewan. Itu bisa tempat untuk belajar, bisa untuk tempat penelitian, bisa untuk tempat rekreasi meski pun sebetulnya sangat murah sekali, kalau dibandingkan yang ada di luar (negeri), nah kemudian bisa untuk ruang terbuka hijau. Jadi itu saya berharap pak Menteri Kehutanan bisa memberikan ijin ke kami, insyaallah saya akan menjaga amanahnya,” lanjut Rismaharini.
Keberadaan Kebun Binatang Surabaya (KBS) menurut Rismaharini, tidak dapat dialihfungsikan, selain untuk konservasi satwa dan pelestarian lingkungan, yang terlepas dari kepentingan politik maupun kelompok tertentu.
“Saya atas nama Pemerintah Kota Surabaya sepakat bahwa itu (KBS) harus kembali menjadi kebun binatang kebanggaan warga Surabaya,” ungkap Tri Rismaharini, Walikota Surabaya.
Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan kematian singa yang merupakan satwa liar dilindungi, merupakan peristiwa yang tidak wajar dan harus diungkap secara hukum oleh kepolisian.
“Saya sepakat itu tidak wajar, sepakat saya itu tidak wajar. Tidak mungkin orang, ya seperti saya saja, jangankan binatang, yang semut saja kita tidak tega. Kalau penyayang binatang betul loh, tidak akan tega membunuh. Makanya saya minta polisi (menyelidiki),” kata Tri Rismaharini, Walikota Surabaya.
Konflik berkepanjangan pada pengelolaan Kebun Binatang Surabaya sebelumnya, dinilai Risma telah berdampak pada beberapa peristiwa yang terjadi di Kebun Binatang Surabaya setahun terakhir. Sedikitnya 50 ekor satwa mati dalam setahun terakhir, termasuk kematian Gnu dan Singa Afrika dalam dua hari berturut-turut.
Tri Rismaharini meyakini adanya kekuatan diluar, yang ingin menggagalkan upaya Pemerintah Kota, untuk mengembalikan kejayaan Kebun Binatang Surabaya seperti pada masa lalu.
“Saya yakin ini ada kekuatan yang memang saya juga tidak tahu, tapi cobalah lihat niat tulus kami bahwa kami ingin memperbaiki itu (KBS), bukan sekali lagi bukan itu keinginan saya atau pribadi atau untuk apa bukan, tapi ini adalah kebanggaan warga Surabaya, kebun binatang ini. Dan itu pernah masuk sejarah Indonesia, bahwa itu adalah kebun binatang terbesar di Asia Tenggara, saat itu,” lanjut Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.
Upaya perbaikan dikatakan oleh Risma telah dilakukan termasuk dengan membenahi kandang, perbaikan kualitas pakan serta air minum satwa, yang itu diakui tidak dapat dilakukan secara cepat, karena menunggu rekomendasi tim audit dari Universitas Airlangga Surabaya.
Peran dan fungsi vital Kebun Binatang Surabaya ditegaskan Risma merupakan kebanggaan warga kota, yang itu membutuhkan dukungan dari semua pihak. “Disitu tempat belajar, kenapa kemudian di Surabaya ini ada beberapa Universitas (ada jurusan) Kedokteran Hewan. Itu bisa tempat untuk belajar, bisa untuk tempat penelitian, bisa untuk tempat rekreasi meski pun sebetulnya sangat murah sekali, kalau dibandingkan yang ada di luar (negeri), nah kemudian bisa untuk ruang terbuka hijau. Jadi itu saya berharap pak Menteri Kehutanan bisa memberikan ijin ke kami, insyaallah saya akan menjaga amanahnya,” lanjut Rismaharini.
Keberadaan Kebun Binatang Surabaya (KBS) menurut Rismaharini, tidak dapat dialihfungsikan, selain untuk konservasi satwa dan pelestarian lingkungan, yang terlepas dari kepentingan politik maupun kelompok tertentu.
“Saya atas nama Pemerintah Kota Surabaya sepakat bahwa itu (KBS) harus kembali menjadi kebun binatang kebanggaan warga Surabaya,” ungkap Tri Rismaharini, Walikota Surabaya.