Sementara misi militer Amerika akan segera berakhir di Irak, Wakil Presiden Joe Biden mengunjungi Baghdad. Kunjungan itu dimaksudkan untuk menentukan masa depan hubungan antara kedua negara.
Juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan persinggahan wakil presiden di ibukota Irak itu menunjukkan Presiden Barack Obama menepati janjinya pada tahun 2008 untuk mengakhiri perang Irak.
"Kami akan menarik mundur pasukan Amerika yang masih ada di Irak, dan kami mengakhiri perang itu secara bertanggung jawab dan memberi rakyat Irak kesempatan bagi masa depan yang lebih baik yang merupakan hak mereka. Kami juga mempertahankan hubungan strategis yang penting dengan Irak,” kata Jay Carney.
Sebuah pernyataan Gedung Putih mengatakan Wakil Presiden Biden melakukan kunjungan itu untuk bertemu dengan para pemimpin Irak dan berpartisipasi dalam sebuah acara yang mengakui pengorbanan dan prestasi pasukan Amerika dan Irak.
Dalam berbagai pertemuan dengan para pemimpin Irak, Wakil Presiden Biden diperkirakan memusatkan sebagian besar perhatian pada masa depan hubungan militer Amerika dengan Irak. Lokasi Irak, yang berada antara Iran dan Suriah, membuatnya sebagai sekutu Amerika yang strategis.
Para pejabat di Baghdad mengatakan mereka menginginkan bantuan pelatihan militer Amerika untuk pasukan keamanan Irak. Pejabat-pejabat Amerika hendak menentukan bagaimana cara membantu Irak mengembangkan kemampuannya untuk melawan terorisme.
Pemboman bunuh diri dengan mobil hari Senin menewaskan sedikitnya 19 orang di pintu gerbang penjara di utara Baghdad. Hari Sabtu, 15 orang tewas dalam serangkaian ledakan.
Lawatan Biden ke Irak itu adalah yang kedelapan kalinya sejak ia menjabat sebagai wakil presiden. Kunjungan itu ditambahkan pada lawatan yang sudah dijadwalkan sebelumnya ke Turki dan Yunani.
Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki dijadwalkan mengunjungi Washington pada tanggal 12 Desember.
Semua pasukan Amerika akan meninggalkan Irak paling lambat tanggal 31 Desember, sesuai perjanjian keamanan dua negara yang disetujui pada tahun 2008. Sekitar 14.000 tentara Amerika masih berada di Irak, turun dari sekitar 170.000 pada puncak berkecamuknya perang.
Hampir 4.500 tentara Amerika tewas di Irak sejak Amerika menginvasi negara itu bulan Maret, 2003. Perang Irak merupakan salah satu konflik militer terlama dalam sejarah Amerika.