Wakil Presiden Amerika Mike Pence telah tiba di Kairo, Sabtu (20/1) untuk membicarakan terorisme dan masalah keamanan, termasuk usaha melawan ISIS, dengan Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi.
Kunjungan itu semula direncanakan untuk bulan Desember tetapi ditunda karena keterlibatan Pence dalam perundingan perombakan pajak pada akhir tahun dan setelah pemimpin Palestina Mahmoud Abbas menolak bertemu dengannya di Bethlehem.
Abbas telah mengecam keputusan Presiden Amerika Donald Trump tahun lalu untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Keputusan itu menimbulkan protes maut di wilayah Palestina yang telah mereda dan mendatangkan kutukan dari para pemimpin dunia. Pengumuman Trump disusul oleh yang disebut hari kemarahan, dengan demonstrasi menentang keputusan Trump di seluruh dunia.
Pence adalah pejabat tinggi pertama pemerintah Amerika yang berkunjung ke Timur Tengah sejak Trump mengumumkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Gedung Putih mengatakan kunjungan itu “menegaskan kembali tekad kami untuk bekerjasama dengan sekutu-sekutu Amerika di kawasan tersebut untuk mengalahkan radikalisme yang mengancam generasi masa depan.”
Kairo merupakan persinggahan pertama dalam lawatan empat hari Pence ke Timur Tengah yang juga akan mencakup kunjungan ke Yordania dan Israel. Pence diperkirakan tidak akan bertemu dengan para pemimpin Palestina.
Setelah pertemuan dan makan malam bersama el-Sissi di Kairo, Pence akan terbang ke Amman, Yordania, dimana ia akan istirahat malam harinya sebelum mengadakan pertemuan hari Minggu dengan Raja Abdullah dan Ratu Rania. Pence kemudian akan terbang Minggu sore ke Israel.
Pence, seorang Kristen fundamentalis dan lawatannya ke kawasan itu diperkirakan akan disambut baik kaum fundamentalis yang sangat menyenangi Israel, seperti keputusan Trump untuk memindahkan kedutaan Amerika ke Yerusalem dari Tel Aviv. [gp]